Israel Bombardir Rafah Padahal Hamas Setuju Gencatan Senjata

Israel terus memborbardir Rafah, Palestina, secara massif, Senin (6/5/2024) malam. Padahal, Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina, yang disodorkan negara-negara mediator.

“Serangan itu hampir terus menerus dalam 30 menit terakhir,” ucap Koresponden AFP di Rafah, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Anggota senior Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan proposal yang disepakati oleh kelompok tersebut mencakup gencatan senjata tiga tahap dengan tujuan gencatan senjata permanen. Setiap tahap akan berlangsung selama 42 hari. Kesepakatan tersebut mencakup rencana untuk penarikan mundur penuh Israel dari Gaza, pemulangan warga Palestina yang terusir oleh perang yang sedang berlangsung, pertukaran sandera dan tahanan, serta tujuan gencatan senjata permanen.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan Israel harus segera memutuskan apakah menerima atau menolak gencatan senjata di Gaza. “Setelah Hamas setuju dengan proposal mediator untuk gencatan senjata, sekarang giliran Israel, apakah akan setuju dengan perjanjian gencatan senjata atau menghalanginya,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan proposal tersebut jauh dari tuntutan-tuntutan penting Israel. Kendati demikian Pemerintah Israel mengeklaim akan mengirim perwakilan untuk membicarakan ‘keberatan’ tersebut hingga mencapai kesepakatan.

Keluarga para sandera yang ditawan Hamas di Gaza menuntut agar Israel memanfaatkan kesempatan persetujuan Hamas terhadap proposal gencatan senjata, untuk mencapai kesepakatan bagi pemulangan semua sandera tersebut. Forum Keluarga Sandera dan Keluarga yang Hilang menyatakan pengumuman Hamas tersebut harus membuka jalan bagi pemulangan sandera yang ditawan selama tujuh bulan terakhir.

“Sekarang adalah waktu bagi semua pihak yang terlibat untuk memenuhi komitmen mereka dan mengubah kesempatan ini menjadi kesepakatan bagi pemulangan semua sandera,” dikutip AFP.