ArtikelBeritaInternasionalKesehatan

Influenza Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

DDHK.ORG – Influenza ternyata bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Studi baru menemukan orang yang terkena influenza bisa enam kali lebih rentan terkena serangan jantung pada hari-hari setelah diagnosis flu.

Republika melansir, kesimpulan penelitian dijadwalkan dipresentasikan pada 18 April lalu di European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases in Copenhagen, Denmark.

Peneliti utama, Dr Annemarijn de Boer dengan Julius Center for Life Sciences and Primary Care di University Medical Center Utrecht, menganalisis hasil tes dari 16 laboratorium di Belanda, serta catatan medis dan kematian.

Dari 26.221 kasus influenza antara tahun 2008 hingga 2019, 401 orang mengalami setidaknya satu serangan jantung dalam setahun setelah diagnosis.

Para peneliti menemukan orang memiliki kemungkinan 6,16 kali lebih tinggi terkena serangan jantung pada pekan setelah terkena flu dibandingkan dengan tahun sebelum atau sesudahnya. Namun, jika tidak memasukkan kematian yang terjadi di luar rumah sakit, peningkatan risikonya menjadi 2,42 kali, bukan 6,16 kali.

“Ini mungkin karena sebagian besar pengujian flu di Belanda dilakukan di rumah sakit, yang berarti pasien lebih mungkin mengalami penyakit parah,” ujar de Boer, seperti dilansir Fox News, Ahad (23/4/2023).

Temuan serupa datang dari studi Kanada tahun 2018 yang dipimpin oleh Dr Jeffrey C Kwong dari Dalla Lana School of Public Health in Toronto, Ontario. Peneliti menemukan peserta 6,05 kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dalam sepekan setelah diagnosis.

Ahli jantung bersertifikat dr Mary Greene dari Manhattan Cardiology di New York City tidak terlibat dalam penelitian ini meninjau temuannya. Greene mengatakan meskipun metodologi studi Belanda khusus ini tidak menghasilkan banyak data yang kuat, studi tersebut tentu menggemakan studi sebelumnya yang memiliki kesimpulan serupa.

“Saya setuju bahwa diagnosis flu dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung pada kelompok pasien tertentu, terutama mereka yang memiliki penyakit jantung yang mendasarinya,” ujar Greene.

Peningkatan serangan jantung di antara pasien yang didiagnosis dengan influenza, sebagian besar berasal dari proses inflamasi dan lingkungan yang tercipta di dalam tubuh saat seseorang melawan flu atau penyakit virus lainnya.

“Peradangan seperti itu dalam tubuh dapat membuat plak kolesterol lebih rentan pecah dan darah lebih mungkin menggumpal, yang merupakan mekanisme yang mendasari infark miokard (serangan jantung) dan strok iskemik,” ujarnya.

Craig Bober, seorang dokter pengobatan keluarga di Inspira Medical Group Primary Care Mantua di Sewell, New Jersey, AS  mencatat batasan utama dari penelitian ini. Dia tidak terlibat dalam penelitian di Belanda.

“Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk mencerminkan populasi umum karena hanya melihat mereka yang diuji di rumah sakit, pasien ini cenderung paling sakit dan biasanya lanjut usia,” ujar Bober.

Namun, penelitian ini tentu saja menekankan bahaya infeksi yang dimediasi oleh virus yang tampaknya tidak berbahaya. Greene menyatakan, untuk membantu meminimalkan risiko serangan jantung, semua orang harus melakukan pemeriksaan kardiovaskular mulai usia 40 tahun,atau lebih awal jika ada riwayat penyakit jantung dini dalam keluarga. Ia juga merekomendasikan vaksin flu tahunan, yakni vaksinasi influenza. [DDHK News]

Baca juga:

×