BeritaDunia IslamInternasional

Fenomena Gerhana Matahari dan Bulan dalam Pandangan Islam

DDHK.ORG – Pada 25 Oktober 2022 gerhana matahari kembali terjadi. Fenomena ini akibat posisi bulan yang berada di antara bumi dan matahari.

Sekitar seperempat wajah matahari tertutup bayangan bulan pada gerhana terakhir di 2022.

Namun tidak semua wilayah di bumi dapat menyaksikan fenomena alam ini. Gerhana matahari parsial atau sebagian akan terlihat di seluruh Inggris dan di bagian lain Eropa, Ural dan Siberia Barat, Asia Tengah, Asia Barat, Asia Selatan, dari dari timur laut Afrika. Untuk lebih jelasnya, bisa membuka situs timeanddate.com.

Royal Astronomical Society memiliki panduan lengkap tentang cara menonton momen matahari tertutup ini dengan aman. Tapi yang paling penting untuk diingat adalah jangan pernah melihat langsung ke matahari karena dapat merusak mata.

Sebagai gantinya, dapat menggunakan alat seperti kacamata khusus atau membuat alat penglihatan sendiri di rumah.

Jika di sekitar tempat tinggal tidak termasuk terjadi gerhana, masih bisa menonton melalui platform online. Royal Observatory Greenwich akan menawarkan siaran langsung yang menunjukkan pemandangan dari Teleskop Astrografi Annie Maunder di Royal Observatory bersama dengan komentar dari para astronom.

Gerhana dalam Pandangan Islam

Dilansir dari Republika.co.id, pada masa Nabi Muhammad fenomena ini pernah terjadi. Namun, pada saat itu, banyak orang yang menghubungkan fenomena alam dengan mitos atau legenda. Misal, peristiwa ini terjadi karena kematian Nabi Ibrahim.

Dalam mengatasi masalah ini, Rasulullah memberikan penjelasan dalam salah satu haditsnya.

“Matahari dan bulan adalah sebagian dari tanda-tanda Allah SWT yang tidak terjadi gerhana untuk kematian atau kehidupan seseorang,” (HR Bukhari dan Muslim).

Proses Gerhana

Bumi yang kita tinggali mengorbit mengelilingi matahari sekali setiap tahun. Bulan juga mengorbit mengelilingi bumi sekali setiap bulan lunar.

Pada waktu-waktu tertentu, ketika matahari bersinar terang dan memancarkan sinarnya, bulan yang sedang berotasi berada di depannya dan menutupinya secara keseluruhan.

Fenomena ini sangat berbahaya jika ditatap secara langsung karena memancarkan radiasi. Radiasi yang paling berbahaya adalah infra merah yang ditransmisikan melalui matahari secara permanen.

Saat bulan berada di depan matahari dan menutupi sebagian, kita menyebut fenomena ini sebagai gerhana sebagian. Namun, jika bulan menutupi matahari secara total, fenomenanya disebut gerhana total di mana matahari menghilang dan dunia tiba-tiba menjadi gelap selama satu atau dua menit.

Radiasi yang dihasilkan dari perisitiwa ini dapat menyebabkan kebutaan sementara atau permanen. Para ilmuwan merekomendasikan tidak melihat matahari selama kejadian ini karena akan mengirimkan sejumlah besar radiasi inframerah.

Semantara itu, bulan memantulkan sinar dan kita menerima sinar yang aman. Allah SWT menggambarkannya sebagai benda yang memantulkan cahaya sedangkan matahari adalah sumber cahaya dan penerangan.

Selain fenomena ini ada juga yang dikenal gerhana bulan. Bulan memantulkan cahaya matahari ke arah bumi sehingga kita melihatnya bersinar di langit. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 61:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرٰجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا

“Maha memberkahi (Allah) yang menjadikan gugusan bintang di langit serta padanya pelita (matahari) dan bulan yang bercahaya.”

Pada saat fenomena gerhana bulan, posisi bumi berada di tengah bulan dan matahari. Bumi menutupi cahaya matahari sehingga bulan tampak seperti piringan tembaga yang redup.

Sementara gerhana matahari dan bulan terjadi di bumi, fenomena gerhana juga terjadi di planet lain. Sebagian besar planet di alam semesta memiliki bulan yang mengorbit di sekitar mereka dan terkadang, bulan-bulan ini lewat di depan matahari menutupi cahaya dan meninggalkan planet-planet gelap selama beberapa menit.

Ilmuwan dari NASA mampu mengambil foto untuk planet Jupiter selama gerhana. Bintik-bintik hitam mewakili bayangan bulan planet selama gerhana. Dari fakta-fakta tersebut dapat kita simpulkan bahwa matahari dan bulan berputar dalam sistem yang terkontrol dan akurat dan fenomena gerhana adalah proses alami yang tidak terjadi akibat kematian atau kehidupan seseorang. [DDHK News]

Baca juga:

×