Bolehkah Sholat Dluha Setiap Hari?
Assalamu’alaikum. Ustadz, saya mau bertanya.
Apakah benar, sholat sunnah Dluha tidak boleh dilakukan setiap hari? Mohon pencerahannya.
Terima kasih, Ustadz.
Salam, Fulanah
JAWAB:
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.
Sholat dluha adalah termasuk sholat sunnah yang dikerjakan di siang hari, terhitung dari awal siang yaitu ketika matahari setinggi satu atau dua tombak hingga sebelum matahari tepat berada di atas kepala kita.
Sholat dluha merupakan sedekah persendian kita terhadap Allah SWT, sebagaimana hadits riwayat sahabat Abu Dzarr ra, bahwa Nabi saw bersabda:
يُصبِحُ على كلِّ سُلامَى من أحدِكم صَدقةٌ؛ فكلُّ تَحميدةٍ صدقةٌ، وكلُّ تهليلةٍ صدقةٌ، وأمْرٌ بالمعروفِ صَدقةٌ، ونهيٌ عن المنكَرِ صدقةٌ، ويُجزِئُ عن ذلك ركعتانِ يَركعُهما من الضُّحَى (رواه مسلم)
“Persendian salah seorang diantara kalian setiap paginya berhak untuk sedekah, maka setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, mengajak yang makruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah, dan yang demikian itu bisa tercukupi dengan dua rokaat dluha yang ia lakukan”. (H.R. Muslim)
Senada dengan hadits di atas, ada juga riwayat dari sahabat Abu Hurairah ra, beliau berkata:
أَوْصاني خليلي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم بثلاثٍ: صيامِ ثلاثةِ أيَّامٍ من كلِّ شهرٍ، وركعتي الضُّحى، وأنْ أُوتِرَ قبل أن أرقُدَ (متفق عليه)
“Kekasihku (Nabi) saw berwasiat kepadaku dengan tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulannya, dua rokaat dluha, dan sholat witir sebelum tidur”. (H.R. Bukhari Muslim)
Kedua hadits di atas merupakan anjuran melakukan sholat dluha setiap harinya. Jelas tidak ada larangan untuk melakukannya setiap hari. Justru, sangat dianjurkan meskipun cuma dua rokaat. Jika seseorang ingin menambah jumlah rokaatnya, maka dibolehkan dan itu tentu lebih baik. Sebagaimana Nabi pernah melakukannya sampai delapan rokaat dan juga pernah sampai jumlah yang diinginkan beliau.
Jelaslah tidak ada larangan seseorang melakukan sholat dluha setiap hari. Justru sebaliknya, malah sebaiknya dilakukan setiap hari sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan nikmat sehingga persendian tubuh ini bisa bekerja semestinya.
Wallâhu a’lam bish-showâb.
Salam!
…
(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)
#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]