DDHK.ORG – Kehausan saat berpuasa merupakan hal yang hampir dialami setiap orang di hari pertama puasa saat Ramadan.
Dilansir dari Republika, dokter spesialis gizi klinis Eva Kurniawati memberikan kiat agar kebutuhan cairan orang-orang yang berpuasa selama Ramadan dapat terpenuhi. Caranya ialah dengan membagi waktu minum ke dalam delapan waktu berbeda.
Eva yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinis Indonesia itu menjelaskan, kedelapan waktu ini ialah:
Satu gelas setelah bangun sahur
Satu gelas selepas sahur
Satu gelas saat berbuka
Satu gelas setelah sholat maghrib
Satu gelas setelah makan malam
Satu gelas setelah sholat isya
Satu gelas setelah sholat tarawih
Satu gelas sebelum tidur.
“Untuk menambah cairan coba deh untuk memasak sayuran berkuah saat sahur dan buka, dan kuahnya dikonsumsi sekalian, dengan menghabiskan kuahnya kita menambah asupan cairan bagi tubuh juga,” kata Eva.
Seseorang disarankan mendapatkan cukup air setiap hari penting untuk mencegah dehidrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan pikiran tidak jernih, mengakibatkan perubahan suasana hati, menyebabkan tubuh kepanasan, serta menyebabkan sembelit dan batu ginjal.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), air tidak memiliki kalori. Air dapat membantu mengatur berat badan dan mengurangi asupan kalori jika menjadikannya pengganti minuman berkalori, seperti teh manis atau soda.
Kementerian Kesehatan menyarankan orang dewasa meminum air putih sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total dua liter. Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh, yaitu sekitar 20 persen.
Cairan dari makanan terutama diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90 persen air. Terkait upaya mencegah dehidrasi selama berpuasa, Eva juga menyarankan orang-orang menghindari minuman berkafein selama berbuka puasa dan sahur karena memiliki efek diuretik yang bisa meningkatkan risiko dehidrasi.
Lebih lanjut, mengenai kafein, pakar nutrisi Rowaidah Idris kepada Arab News pernah menyarankan orang-orang mencoba mengurangi asupan kafein sebulan sebelum Ramadan. Tetapi, kalau tak bisa melakukannya kama meminum air yang cukup selama sahur dan berbuka puasa, tidur cukup, dan mengurangi asupan gula, serta menghindari makanan tinggi lemak dapat membantu mengatasi gejala ketergantungan.
Pakar gizi Anjali Chawla mengatakan, berolahraga dapat membantu seseorang mengurangi kafein. Sebab, kegiatan ini membuatnya berkeringat, melepaskan adrenalin seperti halnya kopi dan akan membuat dia merasa waspada.
Baik Idris maupun Chawla sepakat minum kopi selama atau setelah berbuka puasa serta sahur akan membuat seseorang mengalami insomnia dan dehidrasi yang akan menjadi tantangan selama puasa.
Keduanya juga menyarankan masyarakat mengurangi asupan kafein tidak hanya selama Ramadhan tetapi dalam beberapa bulan setelahnya. Asupan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai efek samping baik mental maupun fisik. [DDHK News]