Keutamaan berilmu
Ada beberapa hadits Rasulullah ﷺ yang menegaskan tentang keutamaan berilmu. Di antaranya, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang orang yang paling rendah di antara kalian’, kemudian belaiu membaca ayat ini, ‘Inna yakhsyallaha min ‘ibadihil ‘ulama’ (sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba hambaNya adalah para ulama, Q.S. Fathir: 8), sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan (selalu) bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”. (Hadits riwayat Darimi)
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Satu orang faqih itu lebih keras bagi setan daripada seribu ahli ibadah. (Hadits riwayat Ibnu Majah)
Hukum menuntut ilmu
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi laki dan perempuan. Sebagaimana hadits diriwayatkan dari Anas, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (Hadits riwayat Baihaqi)
Menuntut ilmu agama hukumnya wajib ‘ain bagi setiap muslim. Yakni, ilmu agama dalam rangka mengenal Allah swt, serta mengamalkan hukum halal dan haram dalam syariat Islam, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, “Ilmu ada tiga, dan yang selain itu adalah tambahan saja. Yaitu, ayat muhkamah (yang jelas penjelasanannya dan tidak dihapuskan), sunnah yang shahih, atau faraidh (pembagian warisan) yang adil.” (Hadits riwayat Abu Daud).
Adapun ilmu aspek kehidupan untuk lebih bermanfaat dan memberikan pelayanan kepada orang lain serta meraih kebahagiaan dunia hukumnya fardhu kifayah atau kewajiban secara komunal. Di sinilah nanti akan terjalin kemitraan dan saling memberikan asas manfaat antarmanusia.
Keutamaan menuntut ilmu
- Derajat orang yang berilmu akan ditinggikan. “… Niscaya Allah akan meningggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)
- Ilmu adalah warisan para nabi. “Sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang alim yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim di atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu maka sungguh ia mendapatkan bagian yang paling banyak.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
- Majelis ilmu adalah taman surga. “Apabila kalian berjalan melewati taman-taman surga, maka duduklah bersama mereka. Para sahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan taman-taman surga itu?’ Rasulullah menjawab, yaitu majelis ilmu.” (Hadits riwayat At Tirmidzi)
- Menuntut ilmu jalan menuju surga. “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits riwayat Muslim)
- Ilmu kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. “Barang siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan hidup di dunia harus dengan ilmu, barang siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat harus dengan ilmu, barang siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat harus dengan ilmu.” (Hadits riwayat Bukhari)
- Ilmu sangat dibutuhkan manusia. “Kebutuhan manusia kepada ilmu melebihi kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dalam sehari satu atau dua kali, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.” (Imam Ahmad bin Hambal)
- Ilmu adalah imamnya amal. “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Q.S. Al-Mulk: 2)
- Ilmu lebih utama daripada harta. Pertama, harta akan habis jika dibelanjakan, sedangkan ilmu akan bertambah jika diajarkan. Kedua, ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangan pemilik harta dialah yang akan menjaga hartanya.
- Pahala ilmu yang diajarkan akan tetap mengalir meskipun pemiliknya sudah meninggal dunia. “Jika seseorang meninggal dunia maka pahala amalnya terputus, kecuali tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (Hadits riwayat Bukhari)
Ciri–ciri ilmu yang bermanfaat
Ada beberapa ciri yang dapat menunjukkan ilmu yang kita pelajari dan miliki bermanfaat bagi kita. Yaitu:
- Menambah rasa takut kita kepada Allah SWT.
- Semakin menyadari aib-aib yang telah kita lakukan.
- Bertambahnya ma’rifat kita kepada Allah dengan semakin banyak beribadah.
- Semakin zuhud, yaitu sedikitnya seseorang menyukai hal yang condong kepada duniawi.
- Menambah rindu dan cinta kita kepada amal akhirat.
- Mengoreksi perbuatan-perbuatan yang tercela dan berusaha untuk menghindar dari perbuatan tersebut.
- Selalu dijauhkan dari tipu daya setan.
Adab dan penghalang dalam menuntut ilmu
Berikut ini adab yang harus dipenuhi dalam menuntut ilmu:
- Hendaknya berniat karena Allah, bukan mengejar dunia semata. Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa belajar ilmu untuk selain Allah atau menginginkan selain Allah, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya (kelak) di neraka”. (Hadits riwayat Tirmidzi: 2579). Abu Hurairah berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya karena Allah ‘Azza wa Jalla, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dari dunia, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga pada hari kiamat.” (Hadits riwayat Abu Daud: 3179)
- Hendaknya tidak menyembunyikan ilmu. Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa ditanya mengenai suatu ilmu dan ia menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dengan cambuk dari api neraka pada hari kiamat.” (Hadits riwayat Abu Daud: 3173)
- Bukan untuk berdebat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh, atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (Hadits riwayat Tirmidzi: 2578)
- Meluangkan waktu dan tidak terlena dengan kesibukan dunia. (QS. 15:3-5).
- Mencoba untuk mengamalkannya agar terhindar dari murka Allah swt. (QS. 61:2-3).
Namun menuntut ilmu memiliki beberapa penghalang. Yaitu, yang menghalangi antara ilmu itu dan orang yang mencarinya.
- Niat yang rusak. “Barangsiapa mencari ilmu yang ia niatkan karena mengharap ridho Allah, maka Allah akan memberikan kecukupan padanya.”
- Beralasan dengan banyaknya kesibbukan. “Berbagai kesibukan yang ada menjadi penyebab utama yang menghalangi seseorang menghadiri majelis ilmu. Tetapi, orang yang Allah bukakan mata hatinya, ia akan mengatur waktunya dan menggunakannya sebaik mungkin sehingga memperoleh manfaat yang banyak.”
- Tidak mengamalkan ilmu. “Wahai orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Hal itu sangat dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
- Tergesa-gesa ingin memetik buah ilmu. “Ilmu tidak bisa diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan.”
- Terbiasa menunda- “Menunda-nunda adalah termasuk tentara iblis.”
Resep agar ilmu bermanfaat
Imam Ghazali memberikan 3 resep agar ilmu bermanfaat, yaitu sebagai berikut:
- Berusaha untuk meninggalkan kemaksiatan.
- Menghormati ilmu dan para penyampai ilmu.
- Melakukan upaya mengendalikan hawa nafsu dalam dirinya.
Disampaikan oleh Ustadzah Nur Hamidah Lc., M.Ag., saat kajian online Halaqoh Selasa Ekspatriat Perempuan, 7 September 2021. [DDHKNews]