BeritaDunia Islam

Menteri Israel Ngebet Rampas Tepi Barat dari Palestina

Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu mendesak pemerintahnya segera merampas Tepi Barat dari Palestina. Menurut dia, Garis Hijau yang memisahkan Israel dengan wilayah Palestina yang diduduki itu fiktif.

“Saya tidak benar-benar berpikir ada Garis Hijau. Itu garis fiktif. Ini adalah tanah air kami. Di sinilah orang-orang Yahudi muncul. Sikap negara Israel bahwa ada dua negara di sini adalah sebuah kesalahan. Kita harus memaksakan kedaulatan atas Yudea dan Samaria (istilah alkitabiah untuk Tepi Barat),” kata Eliyahu kepada Army Radio, seperti dilansir CNN Indonesia.

Dengan pertimbangan itu, Eliyahu menilai Israel harus segera mengambil langkah secepat mungkin, agar negeri penjajah itu bisa mendapat pengakuan internasional. “Kita harus memajukan ini secepat mungkin, secerdas mungkin. Kita harus mengatakan ini di mana-mana untuk menciptakan pengakuan internasional bahwa tempat ini adalah milik kita,” ujarnya.

“Di Yudea dan Samaria, semua orang mengerti bahwa akar dan sejarah kita ada di sana, dan oleh karena itu saya rasa seluruh Garis Hijau hanyalah kelainan. Ada realitas yang terdistorsi yang perlu kita hapus,” kata dia.

Garis Hijau adalah perbatasan de facto antara Israel dengan negara-negara tetangganya yang disepakati di bawah Perjanjian Gencatan Senjata 1949, yang mengakhiri Perang Kemerdekaan Israel. Namun, dalam perang Enam Hari pada 1967, Israel mengabaikan garis batas negaranya itu dengan merebut Dataran Tinggi Golan, Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Israel kemudian mencaplok Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur dalam upayanya yang tak pernah diakui masyarakat internasional. Seiring waktu, Israel secara sepihak menarik diri dari Jalur Gaza.

Sejak dulu, Israel memang sudah ngebet untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat. Pada Juni lalu, negara itu bahkan menyetujui rencana pembangunan ribuan rumah baru di kawasan pencaplokan tersebut.

Padahal, masyarakat global dan Palestina menganggap pembangunan pemukiman itu ilegal dan menghambat upaya perdamaian. Hingga kini, lebih dari 700 ribu orang Israel tinggal di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur.

Baca juga:

×