ArtikelHikmah

Ingin Doa Dikabulkan Tapi Masih Melakukan Ini

Oleh: Ustadz Talqis Nurdianto, Lc., MA. [Kandidat Gelar PhD Universiti Sains Islam Malaysia]

DOA adalah senjata mukmin. Tidak ada yang bisa menggunakan senjata ini kecuali mukmin. Apabila senjata ini berfungsi, maka tidak ada yang bisa menghindar atau menolaknya.

Allah SWT senang apabila hamba-Nya sering berdoa dan meminta kepada-Nya. Sesering apapun dan sebanyak apapun ia meminta dan berdoa kepada Allah SWT.

Kesombongan hamba bisa terlihat ketika ia tidak meminta kepada Allah. Oleh karenanya orang yang demikian itu diancam dengan Jahannam (QS. Ghafir: 60).

Rasulullah pun mengajarkan kita untuk yakin dengan setiap doa yang kita panjatkan akan dikabulkan Allah dengan syarat dan ketentuan yang berlaku bagi Allah. Maka berhusnudzanlah kepada Allah.

Jaminan lain dari Allah kalau doa kita akan dikabulkan adalah seperti yang difirmankan-Nya di dalam QS. Al-Baqarah ayat 186: Allah Maha Dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Apabila doa ingin dikabulkan Allah fal yastajiibuulii wal yukminuu bii (maka laksanakanlah perintah Allah dan berimanlah kepada-Nya).

Bagaimana dengan doa-doa yang selama ini kita panjatkan tapi belum terkabulkan? Ada baiknya kita koreksi hal-hal di bawah ini, seperti disampaikan oleh Ibrahim bin Adham dari muridnya, Syaqiq al-Balkhi:

Pertama, engkau mengenali Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya. Allah berhak untuk disembah dan diesakan, tidak dipersekutukan (syirik) dengan makhluk manapun.

Kedua, engkau membaca kitab Allah (al-Quran), tetapi tidak mau mempraktikkan isinya. Mengetahui perintah dalam al-Quran tapi melanggarnya, mengetahui larangan tapi melakukannya.

Ketiga, engkau mengaku bermusuhan dengan iblis, tetapi mengikuti tuntunannya. Yaitu dengan bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jadilah engkau sebagai pengikut iblis dan bala tentaranya, setan.

Keempat, engkau mengaku cinta Rasul, tetapi meninggalkan tingkah laku dan sunnah beliau. Tidak jarang engkau menghina dan merendahkan orang yang melaksanakan sunnahnya di saat engkau tidak mampu melaksanakannya.

Kelima, engkau mengaku senang surga, tetapi tidak berbuat menuju kepadanya. Hanya cinta saja tidaklah cukup tanpa pembuktian, yaitu melakukan amalan calon penghuni surga di dunia.

Keenam, engkau mengaku takut neraka, tetapi tidak mengakhiri perbuatan dosa. Justru menikmati kemaksiatan itu dan tidak memikirkan akibat balasan setelahnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Ketujuh, engkau mengakui kematian itu hak, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Yaitu dengan menunda tobat, sedang kita diingatkan dalam QS. Al-Hasyr: 18 agar menyiapkan diri menghadapi kematian sejak dini.

Kedelapan, engkau asik meneliti aib-aib orang lain, tetapi melupakan aib-aib dirimu sendiri. Seolah-olah dirimu bersih dari dosa, padahal tidak demikian.

Kesembilan, engkau makan rezeki Allah, tetapi tidak bersyukur kepada-Nya. Sedangkan kesyukuran itu bisa mempertebal iman dan mendatangkan nikmat lain lebih banyak, sebagaimana firman Allah QS. Ibrahim: 7.

Kesepuluh, engkau menguburkan orang mati, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Selanjutnya, engkau akan dikubur sebagaimana yang engkau saksikan, tapi tidak ada perbaikan dalam amalanmu.

Mari kita perbaiki hubungan kita dengan Allah sehingga doa-doa yang kita munajatkan dikabulkan pada waktu dan tempat serta kondisi terbaik menurut Allah SWT.

Semoga bermanfaat!

Sumber foto utama: Top Media

Baca juga:

×