ArtikelHikmah

Ingin Cinta Rasul, Kenali dan Teladani Sifat-sifat Beliau

DDHK.ORG — Seperti biasa, pada hari Selasa (17/3/2020) malam lalu Dompet Dhuafa Hong Kong menggelar kajian online oleh Dai Cordofa. Kajian diikuti para voluntir, siswi DD University, dan santri Klinik Al-Qur’an. Kajian kali ini juga diikuti oleh para jemaah beberapa majelis taklim mitra dakwah DDHK.

Ustadz Arip Darmawan, Dai Cordofa pemberi materi kajian, menyampaikan tema lanjutan pekan sebelumnya, tentang kiat memperkuat iman. “Kali ini kita mengupas kiat kedua, yaitu mahabbah atau cinta Rasulullah,” ujarnya.

“Untuk menyintai Rasulullah saw, kita perlu tau sifat-sifat Nabi Muhammad untuk diteladani dalam kehidupan,” tutur Ustadz Arip.

Sifat-sifat tersebut yaitu, pertama, al-basyariyah (manusiawi). Misalnya, beliau biasa memperlakukan sahabat dengan baik dan memanggil mereka dengan panggilan yang disukai.

Misal lain, memperlakukan istri dengan baik. “Pernah beliau mengajak Siti Aisyah berlomba lari dan dimenangkan Aisyah,” cerita Ustadz Arip.

Beliau juga memperlakukan cucu-cucunya dengan peuh kasih sayang. Pernah, ungkap Ustadz Arip, waktu shalat cucu beliau, Hasan, naik ke punggung saat Nabi sedang sujud. Rasulullah saw kemudian menahan sujudnya agak lama, agar cucunya tidak terjatuh.

Nabi Muhammad saw juga memperlakukan musuh dengan baik. “Pernah Rasulullah waktu berdakwah di Thaif dicemooh dan dilempari kotoran. Tapi beliau tidak membalas dengan kejahatan, melankan malah mendoakan yang baik, semoga kelak terlahir generasi yang menyembah Allah Ta’ala di negeri itu,” ujar Ustadz Arip.

Rasulullah saw juga sayang kepada binatang. Ustadz Arip mengutarakan, suatu ketika Rasulullah melihat unta kepayahan karena beban berat yang dibawanya. Nabi kemudian menegur pemilik unta tersebut, untuk tidak memberikan beban berat di luar batas kemampuan untanya.

Sifat Rasulullah kedua, al-maksum (terpelihara dari kesalahan). Sebagaimana manusia biasa, beliau bisa saja berbuat salah. Namun, jika Nabi melakukan kesalahan, Allah langsung menegurnya, sebagaimana yang digambarkan dalam firman Allah di ayat 1-11 surah ‘Abasa.

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, (2) karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). (3) Dan taukah engkau (Muhamad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), (4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya? (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy), (6) maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya, (7) padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman). (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (9) sedang dia takut (kepada Allah), (10) engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. (11) Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran ajaran Allah) itu suatu peringatan.”

Sifat ketiga, as-sidqu (benar). Rasulullah saw terkenal sebagai orang yang selalu berbicara benar, tidak ada dusta dan kebohongan.

“Pernah suatu ketika, Rasulullah bercanda dengan seorang nenek dan mengatakan bahwa di surga nanti tidak ada nenek-nenek. Akibatnya, si nenek tersebut murung. Akhirnya dijelaskan, di surga nanti si nenek akan kembali muda usianya, dan nenek itu pun jadi bersuka cita karenanya,” cerita Ustadz Arip.

Sifat keempat, al-fathonah (cerdas). Berkat kecerdasan Rasulullah di umur ke-30, beliau dapat mempersatukan masyarakat Quraisy yang berselisih dalam peletakan Hajar Aswad. Karena kecerdasan beliau pula maka dakwah Islam terus berjalan.

Sifat-sifat beliau lainnya, al-amanah (dapat dipercaya), at-tabligh (menyampaikan), dan al-ittijam (komitmen).

“Mari kita menyontoh kebiasaan Rasulullah dalam keseharian. Misalnya, tak lupa berdoa sebelum beraktivitas,” ujar Ustadz Arip. [Puji]

Baca juga:

×