ArtikelKonsultasi

Ibu Matre dan Doyan Berhutang

DDHK.ORG — Assalamu’alaikum.

Ustadz, saya mau bertanya. Ini adalah yang kedua kalinya saya bertanya tentang masalah orang tua saya.

Saya single parent dengan satu anak. Saya terpaksa menitipkannya kepada orang tua saya. Tapi saya selalu berusaha mencukupi dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Namun, orang tua saya selalu saja kurang dan kurang, hingga berhutang ke sana ke mari sampai berjuta-juta. Jika saya tanya, mereka tidak pernah jujur. Mereka selalu bohongi saya, juga memanfaatkan anak saya untuk mendapatkan uang lebih lagi dari saya.

Saya pernah menegur dan memberikan arahan. Mereka menyetujui arahan saya tapi tidak melaksanakannya. Malah, sekarang lebih parah dari sebelumnya.

[darsitek number=5 tag=”konsultasi”]

Saya sedih, marah, jengkel, dan kesal karena orang tua saya begitu super matrealistis. Yang begitu adalah ibu saya. Hingga, bapak saya tertekan sampai sakit-sakitan. Tapi ibu saya tidak mau berubah sama sekali.

Apa yang harus saya lakukan, ya Ustazd? Apakah dengan bercerita saya termasuk mengumbar aib ibu saya? Apakah saya termasuk anak durhaka? Saya sering menangis jika saya mengetahui utang-utang ibu saya yang begitu banyaknya.

Begitupun, saya sering dijelek-jelekkin. Sering dibilang ke orang-orang, katanya saya tidak pernah memberinya uang. Orang yang memberi utang kepada ibu saya sampai bilang ke saya dan minta dilunasi.

Terima kasih, Ustadz.

Salam, Fulanah.

 

JAWAB:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillah… Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan utama, bahkan Allah SWT meletakkan perintah berbakti kepada kedua orang tua setelah perintah ibadah kepada-Nya dengan tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

Allah SWT berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا

{سورة الإسراء: ٢٣}

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendakaklah berbuat baik kepada Ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. {Q.S. Al-Isra’: 23}

Allah  SWT juga berfirman:

وَصَاحِبۡهُمَا فِی ٱلدُّنۡیَا مَعۡرُوفࣰاۖ

{سورة لقمان: ١٥}

“Dan pergaulilah keduanya (orang tua) di dunia dengan baik”. {Q.S. Luqman: 15}

Memberi nafkah kepada kedua orang tua adalah kewajiban anak, khususnya anak laki-laki, meskipun ia sudah menikah. Adapun anak perempuan, maka ia tidak punya kewajiban memberikan nafkah kepada kedua orang tuanya, tapi tidak ada larangan untuk melakukan hal tersebut, bahkan termasuk suatu kebaikan, terutama jika ia bekerja dan bisa membantu suaminya.

Namun bagaimana jika orang tua kita (ayah atau ibu) yang kita nafkahi ternyata boros dan suka menghabiskan uang dari kita?

Jika ayah atau ibu kita adalah termasuk orang yang (maaf) ada gangguan akal atau jiwa sehingga ia suka menghabiskan uang dari kita, maka janganlah kita memberinya, akan tetapi kita yang mengatur kebutuhan mereka langsung. Karena orang semacam ini tergolong dalam kategori sufaha’ (orang yang kurang atau tidak berakal).

Allah SWT berfirman:

وَلَا تُؤۡتُوا۟ ٱلسُّفَهَاۤءَ أَمۡوَ ٰ⁠لَكُمُ ٱلَّتِی جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمۡ قِیَـٰمࣰا وَٱرۡزُقُوهُمۡ فِیهَا وَٱكۡسُوهُمۡ وَقُولُوا۟ لَهُمۡ قَوۡلࣰا مَّعۡرُوفࣰا

{سورة النساء: ٥}

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan baik”. {Q.S. An-Nisa’: 5}

Akan tetapi jika orang tua kita masih sehat fisik dan psikis, akan tetapi suka menghamburkan uang kita, maka kita harus menempuh jalan untuk menasehatinya dengan baik melalui kita atau orang dekat yang diseganinya. Jelaskan kepadanya bahwa harta adalah amanah dari Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Apabila orang tua kita menerima nasihat tersebut dan berubah menjadi baik, maka bersyukurlah. Akan tetapi jika tidak, maka batasilah uang yang kita berikan kepadanya agar tidak terjerumus dalam israf (menghamburkan harta).

Kurangi pemberian kita sedikit demi sedikit dan berilah secukupnya saja. Banyaklah berdoa kepada Allah agar ia bisa berubah ke arah yang lebih baik.

Wallâhu a’lam bish-showâb.

Salam!

(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)

#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]

Baca juga:

×