Gunung Semeru mengalami erupsi dahsyat pada Kamis (19/11/2025) sore, yang berlangsung sekitar pukul 14.13 WIB hingga 18.11 WIB. Erupsi ini menghasilkan Amplitudo Maksimum 45 mm dan luncuran awan panas yang mengarah ke Tenggara Selatan (Besuk Kobokan) sejauh lebih dari 13 km.
Meskipun getaran banjir sudah tidak terekam pada pukul 19.56 WIB, Tingkat Aktivitas Gunung Semeru saat ini berada di Level IV atau Awas. Menyusul peningkatan aktivitas ini, jalur pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo dinyatakan ditutup total.
Menyusul erupsi dahsyat Gunung Semeru yang memicu luncuran awan panas hingga lebih dari 13 kilometer, Bupati Lumajang Indah Amperawati menetapkan status Tanggap Darurat selama tujuh hari. Status ini berlaku mulai 19 hingga 25 November 2025, tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/595/KEP/427.12/2025.
Bupati Indah menegaskan bahwa penetapan status tanggap darurat merupakan langkah cepat dan terpadu untuk menghadapi dampak bencana, dengan prioritas utama pada keselamatan warga. “Saya sudah mengeluarkan status tanggap darurat selama tujuh hari,” kata Indah, Kamis (19/11) malam. “Status tanggap darurat ini memastikan kita bisa bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam menghadapi bencana,” ujarnya, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Pemerintah daerah segera mengaktifkan pusat-pusat pengungsian yang dilengkapi layanan medis, logistik, dan informasi terkini. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan juga disiagakan penuh untuk mendampingi masyarakat selama masa kritis ini.
Akibat erupsi Semeru, akses jalan dari Kabupaten Lumajang menuju Kabupaten Malang maupun sebaliknya ditutup total. Penutupan jalur terjadi di kawasan Piket Nol, Ranupani Senduro Curah Kobo’an dan Supiturang. Hal itu karena adanya potensi banjir lahar dingin Semeru dan adanya potensi longsor di jalur-jalur tersebut.
“Masih ditutup untuk saat ini dari jam 18.00 WIB,” kata Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025) malam WIB.
Dengan adanya penutupan akses Lumajang menuju Malang, Alex pun mengimbau pengendara agar melalui jalur Kabupaten Probolinggo. “Bagi pengendara menuju Malang dari Lumajang melalui jalur piket nol atau Pronojiwo dan Sendiri Diimabu untuj beralih menggunakan jalur Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Dilaporkan, korban luka akibat material panas erupsi Gunung Semeru, bertambah jadi tiga orang. Mereka mengalami luka bakar dan kini tengah dirawat di rumah sakit setempat.
Hal itu diungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno. Ia menyebut ketiga korban itu mengalami luka bakar cukup serius dan saat ini sudah mendapatkan perawatan medis.
“Tiga korban luka bakar saat ini sedang menjalani perawatan medis di RSUD Haryoto, dengan pengawasan intensif dari tim kesehatan,” kata Satriyo, Kamis (20/11/2025).
Korban pertama dan kedua ialah suami istri yang tergelincir material panas Semeru saat berkendara di sekitar Gladak Perak, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. “Korban atas nama Haryono (48) dan Normawati (43) warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Korban tergelincir tumpukan material panas saat melintas di sekitar Gladak Perak, dan saat ini dirawat di RSUD Haryoto, Lumajang,” ujar Satriyo.
Kemudian, ketiga bernama Hosen (44), warga Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Dia dirawat di RSUD Pasirian.
“Korban [mengalami luka bakar] akibat banjir lahar Gunung Semeru dan terjebak di dalam rumah,” ujarnya.
Saat ini, kata Satrio, total pengungsi mencapai 191 jiwa. Jumlah itu turun dari data pengungsi malam tadi, sebab sebagian besar warga memutuskan untuk pulang untuk mengecek rumah mereka. Mereka tersebar di delapan titik pengungsian yang ada di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
“Saat ini warga kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan barang-barang berharga dan hewan ternak,” kata dia.
Dilaporkan juga, puluhan rumah dan bangunan fasilitas umum (fasum) di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, rusak berat akibat erupsi Gunung Semeru. Satriyo mengatakan berdasarkan pendataan sementara, di Desa Supiturang setidaknya ada 21 rumah dan satu sekolah rusak berat.
“Dampak kerusakan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo terdata ada 21 unit rumah rusak berat, kemudian fasum yakni SDN Supiturang 02 rusak berat,” kata Satriyo, Kamis (20/11/2025).
Kemudian ada juga satu bangunan tempat ibadah atau musala di Desa Supiturang yang rusak berat akibat terjangan material erupsi Semeru. Selain itu, kata Satriyo, ada juga jalan kabupaten penghubung Dusun Sumbersari dengan Dusun Gumukmas tertutup material vulkanik.
“Hewan ternak terdampak ada 4 ekor sapi dan 120 ekor kambing,” kata dia.





