Terobosan pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) sedang diikhtiarkan oleh PT Sofia International Perkasa. Selain berupaya untuk bisa mengimplementasikan zero cost (pengiriman PMI tanpa potongan gaji), Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) ini juga sedang menyusun skema agar PMI memiliki usaha yang dijalankan oleh keluarga mereka di kampung halaman dan bisa memiliki rumah.
Untuk mewujudkannya, PT Sofia menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN). Nanang Fardiansyah, Direktur PT Sofia International Perkasa, berharap skema tersebut menjadikan pengiriman PMI yang dilakukan lewat perusahaan yang dipimpinnya memiliki nilai tambah untuk PMI dan keluarganya.
“Begitu mereka berangkat kerja ke luar negeri, keluarganya di Indonesia mempunyai usaha dan penghasilan. Buat yang belum punya rumah sendiri, dalam 6 bulan setelah bekerja di luar negeri dan usahanya di kampung berjalan, sudah bisa mengajukan kredit rumah ke BTN,” kata Nanang, saat berbincang dengan DDHKNews usai acara Sosialisasi Literasi Keuangan kepada Calon Pekerja Migran Indonesia oleh Bank Bank Tabungan Negara (Persero) TBK di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) milik PT Sofia di Kendal, Selasa (23/7/2024) lalu.
Dengan keluarga menjalankan usaha di rumah, maka beban PMI di luar negeri untuk berkirim uang ke keluarga bisa berkurang. Sisa gajinya pun bisa ditabung. “Jadi, mereka tidak perlu berlama-lama di luar negeri. Kontrak kerja selesai, tabungan dirasa cukup, bisa pulang dan uangnya bisa digunakan untuk memperkuat atau mengembangkan usaha keluarga yang sudah berjalan sebelumnya,” ujar Nanang.
Terkait hal itu, Sigit Winarno, Head of Financial Service BTN, menjelaskan bahwa kegiatan Sosialisasi Literasi Keuangan yang dilakukan BTN ini bertujuan mengedukasi calon PMI untuk bisa berhemat selama bekerja di luar negeri serta tidak menggunakan uangnya untuk hal-hal yang bersifat sia-sia dan konsumtif. Mereka diedukasi untuk bisa mengatur penggunaan uangnya dengan baik dan efisien.
“Kami edukasi juga bagaimana memanage kiriman uang dan menabung, sehingga ketika kontrak kerjanya selesai masih punya simpanan uang yang bisa digunakan untuk membuka atau mengembangkan usaha di rumah,” ujarnya.
Selain memfasilitasi pembukaan rekening, lewat kegiatan yang juga dihadiri oleh Branch Manager BTN Kendal Wawan Setiyoko ini, BTN juga memfasilitasi dan membantu keluarga calon PMI yang mau berangkat ke luar negeri untuk membuka usaha Agen BTN di rumah dan punya penghasilan. “Sehingga keluarga tidak bergantung 100 persen dari kiriman luar negeri. Tapi punya penghasilan sendiri di kampung halaman,” kata Sigit di hadapan puluhan calon PMI yang akan berangkat ke Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
Febrian Ahmad Nurudin, Naradamping Agen BTN Kendal menjelaskan bahwa usaha Agen BTN merupakan mitra BTN yang melayani pembayaran tagihan atau pembelian token listrik, pembelian pulsa HP, transfer, setoran cicilan KPR, buka tabungan, setor atau tarik tunai, hingga top-up e-wallet. “Agen mendapatkan 70 persen dari biaya admin tiap transaksi. Agen BTN juga akan diberikan training dan pendampingan untuk menjalankan usaha ini,” ujarnya.
“Keluarga PMI bisa membuka usaha menjadi Agen BTN. Ketika Cece sudah pulang kampung, sudah punya usaha,” kata Febrian.
Tabungan Harus Atas Nama Sendiri
Pada sesi edukasi managemen penggunaan uang gaji yang disampaikan oleh Natasya Ully Blessing, Transaction & Payment Service Officer BTN, seorang calon PMI bernama Ristu menyampaikan bahwa saat bekerja di Singapura dan Taiwan dirinya sebetulnya rajin menabung. Sayangnya, dia memiliki suami yang tidak amanah. Uang yang seharusnya ditabung, disalahgunakan oleh suaminya untuk judi online.
“Saya anjolknya di pasangan yang kurang bisa bekerjasama. Padahal kita di luar negeri sudah kerja habis-habisan,” ujar perempuan yang mau berangkat kerja ke Hong Kong ini.
Terkait hal yang dialami Ristu, Natasya menegaskan, tabungan harus atas nama sendiri. “Sehingga uangnya aman, bisa digunakan dengan benar,” ujarnya.
Natasya juga menegaskan, BTN hadir bukan hanya ingin menjadi sahabat PMI. Namun juga ingin menjadi sahabat buat keluarga PMI.