Hong Kong menggelar festival makanan halal di Tsiim Sha Tsui pada hari Sabtu (19/4/2025). Salah satu tujuannya, untuk mempromosikan Hong Kong sebagai negara tujuan wisata ramah Muslim.
Hal itu disampaikan oleh angggota parlemen DAB Hong Kong, Vincent Cheng. “Saya berharap kami dapat mempromosikan budaya ini kepada semua masyarakat dan memberi tahu semua orang bahwa Hong Kong adalah daerah yang ramah Muslim dan membuat orang-orang menikmati waktu mereka di sini,” ujarnya, seperti diberitakan RTHK.
Ia juga menyampaikan bahwa akan ada lebih banyak promosi serupa di masa mendatang untuk lebih meningkatkan citra Hong Kong di kalangan Muslim dunia. Apa yang disampaikannya sejalan dengan salah satu kebijakan priorittas pemerintahan Hong Kong saat ini.
Seperti diketahui, dalam Pidato Kebijakannya pada Oktober lalu, Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, mengusulkan untuk menjadikan Negeri Beton sebagai tujuan wisata yang ramah Muslim. Hingga Maret, sekitar 200 restoran telah menerima sertifikasi halal, naik dari sekitar 100 pada awal 2024.
festival makanan halal diselenggarakan bersama oleh Multicultural Ethnic-Link Teen Centre dan badan sertifikasi halal Hong Kong. Acara ini menarik banyak orang yang mencicipi makanan dari 12 tempat bersertifikat halal.
Pangsit beras, pasta salmon, dan chicken tikka hanyalah beberapa hidangan lezat yang ditawarkan dalam festival makanan halal pertama yang pernah digelar di Hong Kong itu. Menurut penyelenggara dan peserta, pesta ini membantu menjembatani budaya.
Aiman, yang telah tinggal di Hong Kong selama 15 tahun, mengatakan kepada RTHK bahwa ia mencicipi berbagai makanan, termasuk shawarma ayam dan pani puri India. “Semuanya sangat segar, mereka [restoran] memanggang makanan mereka segar, dan [acaranya] diselenggarakan dengan sangat baik,” ujarnya.
Pengunjung lain, bermarga Ching, mengatakan bahwa ia juga bersenang-senang di acara tersebut. “Saya makan samosa dan chicken roll. Makanannya sangat autentik karena yang memasak makanannya adalah orang Muslim, bukan orang Hong Kong, Shanghai, atau Taiwan. Saya belajar banyak tentang budaya halal dan makanan mereka,” katanya.
Restoran Italia FOG adalah salah satu bisnis yang ikut serta dalam acara tersebut. Direkturnya, Sohel Ahmed, mengatakan makanan berfungsi sebagai jembatan antarbudaya.
“Saya berbisnis makanan selama 30 tahun terakhir di Hong Kong. Dan ini pertama kalinya saya ingin mencoba makanan halal karena makanan halal diperuntukkan bagi semua orang: Muslim, Kristen, Hindu, Buddha. Itulah sebabnya saya berencana untuk mencoba makanan halal di Hong Kong, sehingga semua orang dapat menikmati makanan berkualitas baik, dengan harga yang wajar, dan higienis,” ujar Sohel.
Ahmed menjelaskan bagaimana makanan Italia dapat dibuat halal. “Makanan khas Italia, semua sausnya mengandung alkohol, minuman keras, anggur. Namun, saya pikir cara membuatnya halal. Saya membuat sendiri bahan-bahannya, yang bersertifikat halal, seperti menggunakan sari buah anggur sebagai pengganti anggur merah dalam sausnya,” ujarnya.
Shangri-La, hotel pertama di Hong Kong yang memperoleh CrescentRating tingkat 5 untuk keramahan halal, mengatakan bisnisnya diuntungkan oleh akreditasi tersebut. “Kami sudah memiliki basis yang kuat, tetapi mendapatkan CrescentRating bintang lima memberi kami batu loncatan dan platform bagi wisatawan Muslim untuk mengetahui bahwa kami terakreditasi untuk menyenangkan klien ini,” kata Direktur Operasional Shangri-La, Mark Bannon.
Hotel tersebut membawa pangsit beras ke acara tersebut untuk merayakan Festival Tuen Ng yang akan datang. “Kami membuatnya sesuai selera. Dan untuk produksi, tentu saja tidak menggunakan daging babi, dan dibuat secara terpisah di dapur halal kami. Jadi, kami melihat produk dan memberikan sentuhan baru bagi klien Muslim kami. Jadi, rasanya seperti cita rasa Melayu, tetapi keaslian pangsit beras,” kata Bannon. [Sumber: RTHK]