Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) menyantuni anak yatim di Jl. Cempaka, Desa Jeketro, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah, pada hari Ahad, 13 Juli 2025 lalu. Pemberian santunan tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan Yayasan Cahaya Hati Insani Jeketro.
Ustadz Muhammad Dliya’ Ulami’, yang memfasilitasi kegiatan santunan yatim ini menjelaskan bahwa acara dimulai dengan beberapa kegiatan keagamaan terlebih dulu. Yakni, pembacaan Al-Qur’an oleh para penghafal Qur’an di wilayah Desa Jeketro, tausiyah agama oleh Ustadz Dliya’ sendiri tentang Muharrom dan awal tahun baru Hijriyah, serta penyampaian shiroh oleh Ustadzah Zainab Lailatul Badriyah.
“Usai tausiyah, barulah disampaikan santunan kepada anak-anak yatim,” ujar pria bergelar Master Pendidikan Islam ini.
Ada 22 anak yatim yang diberikan santunan. Mereka berasal dari Desa Jeketro dan sekitarnya. “Dana santunan didapatkan dari support langsung Dompet Dhuafa Hong Kong dan ada beberapa warga sekitar yang memberikan bantuan juga,” ujarnya.
Santunan diberikan dalam 3 bentuk. Yakni, paket peralatan sekolah dan uang tunai yang diberikan langsung kepada anak-anak yatim serta beasiswa pendidikan yang diberikan kepada sekolah masing-masing anak-anak yatim tersebut.
“Karena anak-anak yatim ini masih ada di jenjang pendidikan, agar uangnya tidak langsung habis, maka sebagian uangnya juga diberikan untuk biaya pendidikan ke sekolah masing-masing,” kata Ustadz Dliya’ yang juga menjabat sebagai Bendahara Yayasan Cahaya Hati Insani Jeketro.
Ia menjelaskan, kegiatan santunan yatim ini diadakan karena dorongan rasa keprhatinan terhadap anak-anak yatim di wilayah desa Jeketro. Dan, yang mendapatkan santunan sengaja dipilih anak-anak yatim yang terkategori anak-anak dhuafa.
“Agar mereka semua di bulan Muharrom ini bisa mendapatkan kebahagiaan. Sebagaimana kita kenal, bulan Muharrom ini dikenal sebagai lebarannya anak yatim. Sekaligus, meringankan biaya pendidikan mereka semua. Apalagi, ini juga berbarengan dengan tahun ajaran baru sekolah,” ujarnya.
Anak-anak yatim tersebut sangat gembira ketika menerima santunan ini. “Mereka berharap, kegiatan semacam ini bisa berlangsung tidak hanya sekali saja. Tapi setidaknya 2 kali setahun bisa mendapakan bantuan seperti ini,” kata Usatdz Dliya’.