Begini Cara Menghilangkan Susuk secara Syar’i
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz, saya mau bertanya.
Saya dulu pernah dipasangi susuk waktu berangkat kerja ke Singapura, saat sebelum pergi ke Hong Kong, dan terakhir sekitar tahun 2014. Tujuannya, hanya supaya mudah mendapatkan pekerjaan dan majikan yang baik. Namun justru saya mendapatkan sebaliknya. Saya pun merasa tidak nyaman.
Saya ingin melepaskan semua susuk itu. Saya sudah minta pertolongan orang. Katanya, masih ada yang belum lepas. Pernah, saya mau dimandikan di laut.
Pertanyaan saya: pertama, bisakah susuk itu dilepas dari jarak jauh? Misalnya saya di sini dan yang membantu melepaskannya berada di Indonesia? Kedua, apakah ada alternatif lain yang tidak mengharuskan mandi di laut, karena saya alergi air laut. Dan, apakah dengan mengonsumsi teh daun kelor atau daun bidara bisa rontok susuknya? Saya sering minum teh tersebut.
Terima kasih Ustadz atas jawabannya.
Salam, Amini Ansori (Amy)
JAWAB:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركات
Bismillah… Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa memurnikan aqiqah dan tauhid, sehingga tidak terjerumus ke dalam bentuk kesyirikan, sekecil apapun terlebih yang besar.
Seorang muslim harus senantiasa ikhtiar, berdoa, serta menyerahkan segala urusannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau biasa disebut dengan tawakal.
Diantara bentuk kesyirikan yang tidak sedikit dilakukan orang adalah melakukan pemasangan susuk ke dalam tubuhnya sebagai bentuk ikhtiar supaya mudah mendapat pekerjaan, berwibawa di hadapan orang lain, atau dijaga dari gangguan dan kejahatan. Perlu kita ketahui bahwa susuk dan sejenisnya ada jin di dalamnya. Sehingga, di dalam tubuh orang yang dipasangi susuk ada jin yang bersemayam. Na’udzu billah min dzalik.
Bahkan hal tersebut justru menambah kelemahan, kegundahan, was-was bagi penggunanya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:
عن عمران بن حصين رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى رجلا في يده حَلْقَةٌ من صُفْرٍ، فقال: ما هذا؟ قال من الوَاهِنَةِ، فقال: انزعها فإنها لا تَزيدك إلا وَهْنًا؛ فإنك لو مُتَّ وهي عليك ما أفلحت أبدًا. (رواه أحمد وابن ماجه)
Dari ‘Imrān bin Ḥuṣain radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam melihat seorang lelaki yang di tangannya ada gelang dari kuningan. Beliau bertanya, “Apa ini?” Orang itu menjawab, “Untuk menangkal penyakit”. Lantas beliau bersabda, “Lepaskan gelang itu, karena ia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Sesungguhnya jika engkau meninggal dunia dan gelang itu masih ada di tubuhmu, maka engkau tidak akan beruntung selama-lamanya”. (H.R. Ahmad & Ibnu Majah)
Jimat yang berada di luar tubuh kita seperti gelang, kalung, ikat pinggang, dan sebagainya tentu melepasnya relatif lebih mudah dan jelas secara zahirnya. Lalu bagaimanakah cara melepas susuk yang ditelan atau ditanam di dalam tubuh?
Jika masih terlihat dan terbaca secara medis, maka melepasnya bisa dengan cara membedah dan mengambilnya sesuai ketentuan medis. Akan tetapi ada susuk yang ketika ditanam sudah menyatu dengan tubuh seseorang. Maka cara untuk melepasnya adalah dengan diruqyah secara syar’i oleh seorang kyai atau ustadz. Tidak lupa juga yang bersangkutan harus ada usaha mandiri untuk melepasnya dengan meruqyah dirinya sendiri sesering mungkin. Tidak perlu pergi ke laut atau tempat lainnya untuk diruwat, dan sebagainya. Karena hal tersebut tidak ada anjurannya dalam agama. Justru orang tersebut malah semakin rentan dan lemah.
Adapun soal pengobatan atau ruqyah, saya sarankan menggunakan metode ruqyah jarak dekat atau secara langsung saja. Karena hal tersebut lebih tampak efeknya kepada pasien.
Meminum daun bidara yang ditumbuk dan dicampur dengan air sebagai ruqyah juga dianjurkan. Caranya adalah dengan menumbuk halus atau masukan ke blender 7 helai daun bidara lalu campurkan dengan segelas air, dan minum. Jangan lupa juga untuk membaca doa.
Semoga Allah menjaga kita semua, amin…
Wallâhu a’lam bish-showâb.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)
#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]