Apakah KH Ahmad Dahlan Keturunan Nabi Muhammad SAW?
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz, saya mau bertanya.
Terkait kemuhammadiyahan. Apakah benar, Kiai Ahmad Dahlan itu seorang habib dan masih keluarganya Rasullullah Saw? Dan, apakah istri dari kiai juga seorang yang hebat atau hanya sebagai wanita biasa?
Terima kasih, Ustadz.
Salam, Fulanah
JAWAB:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركات
Bismillah… Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah ulama pendiri Muhammadiyah.
Beliau lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, dan wafat pada 23 Februari 1923. Beliau termasuk seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
Beliau adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. Ayah beliau adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu. Sedangkan ibu beliau adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
Jika ditarik silsilah beliau, maka memang akan sampai pada Rasulullah shallallãhu ‘alaihi wasallam. Hal ini seperti halnya silsilah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Kyai Haji Hasyim Asy’ari yang juga sampai pada Rasulullah shallallãhu alaihi wasallam, dimana nasab keduanya mulai bertemu pada Maulana Ishaq (ayah dari Raden Ainul Yaqin atau Sunan Giri).
Umat Islam di Indonesia biasa menyebut orang yang masih keturunan Nabi Muhammad saw dengan gelar habib. Sedangkan Habaib adalah kata jamak dari habib itu sendiri.
Hanya saja dalam Muhammadiyah, panggilan habib atau habaib tidaklah biasa dipakai. Hal itu karena Muhammadiyah berusaha menghilangkan kultus terhadap seseorang tanpa mengurangi hormat kepadanya. Ini semata-mata dilakukan sebagai bentuk ketaatan warga Muhammadiyah pada ajaran Rasulullah shallallãhu ‘alaihi wasallam yang memang selama hidupnya pun tidak melakukan hal-hal tersebut. Sehingga Muhammadiyah berusaha meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Nabi.
Tapi bukan berarti Muhammadiyah tidak meyakini adanya habib keturunan Rasulullah shallallãhu ‘alaihi wasallam. Hanya saja, kalaupun ada kader Muhammadiyah yang memang masih mempunyai nasab sampai pada Rasulullah, maka tidaklah dikultuskan berlebihan. Akan tetapi menghormatinya adalah sebuah kewajiban karena orang tersebut masih mempunyai nasab mulia Rasulullah selama ia komitmen dengan ajaran beliau shallallãhu ‘alaihi wasallam.
Adapun apakah istri dari seorang kyai adalah seorang wanita yang hebat ataukah biasa saja, itu bergantung dengan amal perbuatannya sendiri. Jika ia menjadi wanita sholihah yang taat kepada Allah, Rasul, juga suaminya, mendukung dakwah suaminya, dsb, maka ia adalah wanita yang hebat. Namun jika ia tidak mencerminkan istri yang baik dan shalihah, maka ia seperti wanita biasa pada umumnya.
Wallâhu a’lam bish-showâb.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)
#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]