ArtikelHikmah

Amalan Ini Bisa Ringankan Sakratul Maut

Oleh: Ustadz Talqis Nurdianto, Lc., MA. [Kandidat Gelar PhD Universiti Sains Islam Malaysia]

SETIAP yang dilahirkan pasti akan mati. Lelaki yang terlahir dari rahim ibunya pasti akan mati. Demikian pula perempuan yang melahirkan dan dilahirkan pun pasti akan mati. Hanya kapan dan di mananya menjadi rahasia di sisi Allah SWT. Berani hidup di dunia maka harus siap mati, karena hidup adalah perjalanan menuju mati.

Bagi seorang mukmin, kematian adalah awal dia akan bertemu Dzat yang disembah semasa di dunia dengan kenikmatan dan pahala dari ketaatan terhadap perintah dan larangan. Sedangkan bagi mereka yang ingkar kepada Allah, kematian adalah awal azab atas keesaan Allah yang mereka tolak di dunia, dan mereka akan menyesali keingkarannya.

Ada amalan yang bisa meringankan mukmin apabila ajal datang menjemputnya, yaitu bersedekah. Bersedekah adalah mengeluarkan sebagian harta di jalan Allah, baik dengan cara memberikan kepada sesama manusia atau lembaga sosial untuk kebaikan. Tidak ada batasan besaran minimalnya.

Dalam QS. Al-Munafiqun ayat 10, Allah perintahkan kita, orang-orang beriman, untuk menginfakkan sebagian rezeki kita sebelum datang kematian. Infak dan/atau sedekah yang kita keluarkan bisa berupa uang, makanan dan minuman, pakaian, bahkan tempat tinggal bagi orang lain yang memerlukan.

Betapa menyesalnya kita, dengan harta yang disimpan dan tidak disedekahkan sampai ajal datang menjemput. Harta yang tidak disedekahkan itu belum tentu menjadi harta kita, karena akan menjadi milik ahli waris kita. Sebaliknya, yang kita sedekahkan itulah harta kita yang sebenarnya.

Bersedekah adalah ciri amalan orang shalih yang dicintai Allah dan Rasulullah. Sampai orang yang dalam keadaan sakaratul maut memohon kepada Allah akan diakhirkan sesaat kematiannya hanya agar dia bisa bersedekah.

Menurut Ibnu Qayyim, bahwa sedekah itu bisa meringankan sakaratul maut yang menyakitkan. Apabila orang bisa jatuh dalam kebinasaan karena hartanya, maka seseorang pun bisa selamat dengan hartanya. Kebinasaan disebabkan harta karena harta itu melalaikan pemiliknya dari mengingat Allah. Ini yang terjadi pada kebanyakan manusia sehingga menyebabkannya orang yang merugi (QS. Al-Munafiqun: 9).

Mari harta kita digunakan dalam amalan seperti sedekah atau infaq yang bisa menyelamatkan kita baik di dunia maupun di akhirat. Sehingga, bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah: dari mana kita mendapatkannya dan ke mana kita membelanjakan harta itu. ini juga wujud dari ciri orang bertakwa (QS. Ali Imran: 134).

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

×