ArtikelHikmah

Agar Puasamu Tidak Tertolak

DDHK.ORG — Peringatan Rasulullah saw terkait pelaksanaan puasa:

  1. “Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga.
  2. “Barang siapa yang berpuasa dan tidak meninggalkan perkataan kotor, maka Allah swt tidak punya kepentingan dengan puasanya.
  3. Puasa itu amanah, maka jagalah amanah itu diantara kalian.

Ada beberapa indikator puasa kita gagal. Diantaranya:

  1. Orang yang sukses dan diterima puasanya akan mendapatkan Piala Ketaqwaan. (QS. 2:183). Sudahkah selama ini kita dapat meraih piala tersebut? Bisa jadi belum, karena puasa kita gagal!
  2. Keutamaan orang yang berpuasa sukses dan diterima Allah swt, doanya tidak akan tertolak. (Al-Hadits) Masih adakah doa dan hajat kita yang belum terkabulkan? Bisa jadi ada yang tidak terkabulkan, karena puasa kita gagal!
  3. Keutamaan orang yang berpuasa akan memasuki pintu Ar-Royan di sorga. Apakah kita sudah layak memasukinya? Bisa jadi belum, karena puasa kita gagal!

Kenapa kita bisa gagal ketika berpuasa? Bisa jadi karena adanya kesalahan praktek dalam rukun puasa:

  1. Niat
  2. Menahan diri dari yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.

Ada beberapa kesalahan yang biasa terjadi. Diantaranya:

  1. Satu puasa untuk 2 niat (hutang wajib dan sunnah).
  2. Mengandalkan adzan sebagai patroli waktu sahur dan berbuka puasa, bukan waktu shalat abadi.
  3. Tidak ada jam yang tepat sebagai penunjuk waktu shalat abadi.
  4. Tata cara membayar hutang tidak sesuai ketentuan; apakah fidyah, puasa, atau plus kifarat.

Kiat agar puasa tidak tertolak:

  1. Tempel jadwal imsakiyah untuk memperhatikan waktu Subuh dan Maghrib setiap hari.
  2. Cocokkan jam dengan peredaran matahari, hubungi 103.
  3. Jangan mengandalkan adzan sebagai patroli sahur dan berbuka puasa.
  4. Perhatikan waktu Imsak sebagai lampu kuning persiapan habis waktu sahur.

Hal-hal yang membatalkan puasa terbagi menjadi 3 bagian:

  1. Yang membatalkan puasa dan kewajiban membayar qodhonya di luar waktu Ramadhan. Diantaranya, makan/minum karena menduga sudah Maghrib, muntah dengan sengaja, berniat untuk berbuka, serta keluar darah haidh dan nifas.
  2. Yang membatalkan puasa dan kewajiban membayar qodho dan kifarat. Yaitu, bersenggama di waktu siang hari.
  3. Membayar dengan fidyah. Yaitu, berlaku bagi yang sedang hamil, menyusui, dan orangtua yang lemah.

Mitos seputar hal yang membatalkan puasa:

  1. Sikat gigi. Asal hukumnya sunnah jika ala kadarnya, menjadi makruh jika berlebihan, dan haram jika akhirnya tertelan.
  2. Mandi/berendam di siang hari.
  3. Donor darah.

Amalan ibadah Ramadhan:

  1. Qs 2:183 (shoum, agar bertaqwa).
  2. Qs 2:184 (berbagi harta).
  3. Qs 2:185 (Al-Qur’an, agar bersyukur).
  4. Qs 2:186 (Doa dan dzikir, untuk mendapat petunjuk).

Fiqih tarawih di bulan Ramadhan

Dalil disyari’atkannya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasul saw bersabda: “Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mencari pahala dari Allah maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”.

Pelaksanaannya:

  1. Dapat dilakukan baik berjamaah di masjid maupun di rumah.
  2. Dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri, karena Rasul saw terkadang melaksanakan shalat tarawih tersebut berjamaah di masjid bersama para sahabat, kadang sendiri di rumah.
  3. Dilakukan setelah shalat Isya dan ba’diyahnya, baik secara langsung maupun tertunda waktunya sampai sebelum datang fajar.
  4. Dilakukan tanpa adzan dan iqomah.
  5. Jumlah sholat tarawih boleh 11 rakaat, boleh 23 rakaat. Pelaksanaannya dapat dilakukan per 2 rakaat atau 4 rakaat dengan satu salam.

Fiqih i’tikaf di bulan Ramadhan

Definisi: I’tikaf yaitu, menetap di dalam masjid dengan niat tertentu dan sifat serta syarat tertentu.

Dalil disyari’atkannya: I’tikaf adalah warisan sejak zaman Nabi Ibrahim as. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an (QS. 2:125) dan (QS. 22:25).

Juga, dalam hadits riwayat Aisyah ra., bahwasanya Rasul saw ketika memasuki 10 malam akhir Ramadhan beliau mengencangkan sarungnya dan menghidupkan malam-malamnya serta membangunkan seluruh keluarganya.

Syarat i’tikaf bagi wanita:

  1. Islam, berakal, bersih dari najis, baik haidh maupun nifas.
  2. Mendapat izin dari suami.
  3. Menetap dalam masjid.

Adapun pendapat yang paling kuat bagi seorang wanita dapat melakukan i’tikaf di masjid umum maupun masjid di dalam rumahnya.

I’tikaf dapat dilakukan bagi wanita yang sedang istihadhah. Sebagaimana yang diriwayatkan Aisyah ra., bahwasanya Rasul saw melakukan i’tikaf bersama para wanita yang sedang istihadhah.

Bagi orang yang sudah meniatkan i’tikaf tidak dibolehkan untuk meninggalkan tempat i’tikaf kecuali karena darurat.

Dibolehkan bagi orang yang i’tikaf untuk makan, minum, dan tidur di dalam masjid dengan syarat tetap menjaga kebersihan masjid. Dan, diharamkan melakukan jual-beli dan mengumandangkan syair-syair kemaksiatan di dalamnya.

Dianjurkan bagi yang beri’tikaf untuk menyibukkan diri dengan melakukan ibadah shalat, dzikir yang ma’tsur, tilawah Al-Qur’an, dan tafakuh fiddin. Adapun jika dilakukan secara jama’i, maka masing-masing individu saling menghormati aktivitas orang lain.

Makruh bagi yang i’tikaf menyibukkan diri dengan melakukan ghibah dan bercampur dengan laki-laki (ikhtilath). Juga, harus menahan diri dari perkataan yang tidak ihsan, Ssebagaimana firman Allah dalam QS. 19:26.

Yang membatalkan i’tikaf:

  1. Keluar dari masjid tidak karena udzur yang syar’i.
  2. Keluar darah haidh dan nifas.
  3. Sakit dan hilang akal.
  4. Bersenggama dengan suami/isteri.

Keutamaan Lailatul Qadar

  1. Malam penentuan taqdir manusia.
  2. Pahala yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah swt: “Lailatul qadri khoirun min alfi syahrin”. Satu malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.
  3. Turunnya malaikat Jibril beserta rombongan semua malaikat, baik yang di langit maupun di bumi, hingga penjaga Sidratul Muntaha.

Firman Allah swt: ”Tanazzalul malaikatu war ruuhu bi amri rabbihi”.

Sabda Rasul saw: “Jika datang tiba saatnya lailatul qadar, turunlah malaikat Jibril beserta rombongan malaikat untuk mengucapkan salawat dan mendoakan keselamatan kepada setiap hamba yang dalam kondisi berdiri atau duduk untuk berdzikir kepada Allah SWT”.

  1. Mendapatkan doa dari malaikat. Sabda Rasul saw: “Pada malam itu malaikat tidak akan meninggalkan seorang mukmin dan mukminah yang berdzikir, kecuali mengatakan salam kepada mereka”. Doa dan salam malaikat: “Allohummaghfirlahum warhamhum”. Artinya, “Ya Allah ampunilah ia dan rahmatilah ia”.

Oleh Ustadzah Nur Hamidah, Lc., M.Ag., disampaikan pada Kajian Online Halaqoh Selasa Ekspatriat Perempuan, 16 Maret 2021.

>>>Ikuti, kajian online rutin tiap hari Selasa, LIVE di Facebook page Dompet Dhuafa Hong Kong. [DDHK News]

Baca juga:

×