ArtikelHikmah

Agama Adalah Nasihat

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 55]

Ini adalah hadits ketujuh dari 42 hadits yang dikumpulkan oleh Imam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi. Buku kumpulan Hadits tersebut lebih dikenal oleh kaum Muslimin dengan nama Kitab Arbain Nawawi.

Imam Nawawi adalah ulama besar yang hidup di abad ke-7. Imam An-Nawawi terkenal sebagai seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau untuk ilmu dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis, sehingga ratusan jilid buku beliau hasilkan yang hingga saat ini masih dirasakan manfaatnya oleh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Hadits yang kita sebutkan pada awal paragraf termasuk hadits yang memiliki urgensi tinggi dalam ajaran Islam. Muhammad bin Aslam Ath-Thusi berkata bahwa hadits tersebut salah satu dari seperempat agama. Ath-Thabrani meriwayatkan hadits dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhi yallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda,

من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم ومن لم يناصح لله ولرسوله ولكتابه ولإمامه ولعامة المسلمين فليس منهم.

قال الله عز وجل: أحب ما تعبدني عبدي النصح لي.

“Barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin, ia tidak termasuk bagian dari mereka. Barangsiapa pada sore dan pagi hari tidak memberi nasihat untuk Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, imam-Nya, dan seluruh kaum Muslimin, ia tidak termasuk bagian dari mereka.”

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda, “Allah Azza Jalla berfirman, “Sesuatu yang digunakan hamba-Ku untuk beribadah kepada-Ku yang paling Aku cintai ialah nasihat untuk-Ku.”

Banyak sekali hadits tentang nasihat untuk kaum Muslimin secara umum. Di Shahih Al- Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan hadits dari Jarir bin Abdullah yang berkata, “Aku berbai’at kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mendirikan shalat, membayar zakat dan menasihati setiap orang Muslim.”

“Hak orang Mukmin atas orang Mukmin lainnya ada enam.” Beliau menyebutkan salah satunya, “Jika ia meminta nasihat kepadamu, nasihatilah dia. ”

Hadits tersebut juga diriwayatkan dari berbagai jalur dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Di Al-Musnad disebutkan hadits dari Hakim bin Abu Yazid dari ayahnya dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda, “Jika salah seorang dari kalian meminta nasihat kepada saudaranya, hendaklah saudaranya menasihatinya.

Selain memberi nasihat kepada kaum Muslimin secara umum, ada banyak hadits lain tentang anjuran untuk menasihati pemimpin secara khusus. Tentang hadits kedua yaitu nasihat untuk para pemimpin dan nasihat mereka kepada rakyat, di Shahih Muslim disebutkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda,

“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal pada kalian; Dia ridha kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, kalian semua berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai berai, dan kalian menasihati orang yang diangkat Allah untuk mengurusi urusan kalian.”

Dalam Kitab Al-Musnad dan lain-lain disebutkan hadits dari Jubair bin Muth’im Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda di khutbah beliau di Al-Khaif di Mina, “Biarkan manusia dan hendaklah sebagian dari mereka mendapatkan musibah dari sebagian yang lain. Jika seseorang meminta nasihat kepada saudaranya, hendaklah saudaranya menasihatinya,”

Rasululullah juga bersabda: “Ada tiga hal di mana hati orang Muslim tidak berkhianat dengannya; meng- ikhlaskan amal perbuatan karena Allah, menasihati para pemimpin, dan berada di jama’ah kaum Muslimin.”

Diriwayatkan dengan redaksi lain oleh Ad-Daruquthni di Al-Afrad dengan sanad yang baik. Redaksinya ialah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga hal di mana hati orang Muslim tidak berkhianat dengannya; nasihat untuk Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, dan seluruh kaum Muslimin.”

Di Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan hadits dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang dipilih Allah untuk memimpin rakyat kemudian ia tidak meliputi mereka dengan nasihat, melainkan ia tidak masuk surga.”

Di Al-Qur’an, Allah Ta’ala menyebutkan tentang para nabi Alaihimussalam, bahwa mereka menasihati umatnya masing-masing, seperti yang dijelaskan Allah Ta’ala tentang Nabi Nuh dan Nabi Shalih. Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya.” (At-Taubah: 91).

Diriwayatkan Al-Bazzar hadits nomer 141 dari Abu Sa’id Al-Khudri dengan redaksi, “Tiga hal di mana hati orang Muslim tidak berkhianat dengannya; mengikhlaskan amal karena Allah, menasihati para pemimpin kaum Muslimin, dan berada pada jama’ah mereka, karena doa mereka meliputi orang yang di belakang mereka.”

Secara Bahasa, nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna mewujudkan kebaikan kepada yang ditujukan nasihat.

Nasihat untuk Allah mencakup artian mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukannya, serta mengagungkan zat dan sifat-sifatnya.

Nasihat untuk Al-Quran bisa meliputi pembelaan terhadap Al-Qur’an dari yang menyelewengkan dan pengubahan. Membela Al-Quran dari celaan dan hinaan. Membenarkan setiap yang dikabarkan tanpa ada keraguan. Menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan di dalamnya. Mengimani bahwa hukum yang ada adalah sebaik-baik hukum.

Nasihat bagi rasul-Nya mencakup arti mengikuti sunnah dan ajaran beliau, menjalankan setiap tuntunan-Nya, mengimani bahwa beliau adalah utusan Allah, tidak mendustakannya, dan memuliakannya serta mencintainya.

Nasihat kepada penguasa mencakup artian menempatkan mereka pada posisi semestinya, menyebarkan kebaikan-kebaikan mereka kepada rakyat sehingga membuat rakyat mencintainya, membantu mereka dalam kebaikan, serta mengingatkan mereka jika mereka melenceng dari ajaran dan ketentuan Allah, terutama jika itu adalah kekufuran yang nyata.

Sementara nasihat kepada kaum Muslimin secara umum dalam artian mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Berwasiat dalam kebenaran, kesabaran, dan saling kasih sayang. Wallahua’lam.

..

*Materi tausiyah ini disampaikan oleh Ustadz Jauhar Ridloni Marzuq, Lc., MA. saat Halaqoh Pekanan Ibu-ibu Ekspatriat Hong Kong, pada hari Selasa, 1 September 2020.

Baca juga:

×