ArtikelHikmah

6 Waktu Terbaik Berbaik Sangka kepada Allah

DDHK.ORG — Oleh Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.

Disampaikan pada Kajian Online, Ahad, 11 Oktober 2020.

Makna Husnuzhon

Kita sering mendengar istilah husnuzhon dan su’uzhon. Secara etimologi (bahasa), husnuzhon berasal dari bahasa arab. Istilah ini terdiri dari dua kata; husnu (baik) dan zhon (prasangka).

Zhon menurut kamus bahasa Arab al-Mu’jam al-Washit adalah ketika seseorang menguatkan persepsi, pikiran, atau prasangkanya terhadap sesuatu. Sehingga, sebagian ahli bahasa memprosentasikan bahwa zhon mempunyai kekuatan sedikitnya 70 persen dari persepsi kebalikannya.

Dengan demikian, husnuzhon kepada Allah adalah jika seseorang menguatkan prasangka baik kepada-Nya daripada prasangka buruknya, bahkan mengalahkannya. Sehingga bagi Mukmin sejati, tidak ada sedikitpun prasangka buruk kepada Allah SWT. Apapun yang sudah menjadi ketetapan Allah, akan ia terima dengan ridlo dan ikhlas tanpa keluhan.

Berbeda dengan syakk atau royb (ragu). Istilah ini mempunyai arti bahwa prosentasi antara iya dan tidaknya mempunyai kekuatan yang sama atau bisa kita sebut fifty-fifty (50 banding 50).

Anjuran untuk Husnuzhon kepada Allah SWT

Agar kita selalu berbaik sangka kepada Allah, maka kita harus pahami ada hikmah apa yang bisa didapat apabila kita memperbaiki prasangka kepada-Nya. Diantaranya adalah:

  1. Husnuzhon termasuk ibadah yang utama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ حُسْنَ الظَنِّ بِاللهِ تعالى مِنْ حُسْنِ الْعِبادَةِ

“Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah Ta’ala termasuk ibadah yang baik”. (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi)

  1. Husnuzhon mendatangkan kebaikan. Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

إنَّ اللهَ عز و جل قال : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berkata: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku” (H.R. Bukhari Muslim)

Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي  ، فَإنْ ظَنَ بي خيرًا فَلَهُ ، و إن ظَنَّ بي شرًا فَلَهُ

“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Apabila ia berprasangka baik padaku, maka baiklah baginya. Dan apabila ia berprasangka buruk padaku, maka buruklah baginya.”

Ibnu Abdi Dunya meriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Demi Dzat yang tiada Tuhan selain-Nya, tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik daripada berbaik sangka kepada Allah azza wa jalla. Dan demi Dzat yang tiada Tuhan selain-Nya, tidaklah seseorang berbaik sangka kepada Allah melainkan akan diberikan kepadanya (akibat) prasangka baiknya, karena kebaikan ada di tangan-Nya”.

Waktu Terbaik untuk Husnuzhon kepada Allah SWT

Dalam kondisi apapun seorang Muslim harus berprasangka baik terhadap Allah karena kita hanya bisa bergantung kepada-Nya. Tiada daya dan upaya melainkan dengan-Nya. Betapa celakanya seseorang yang bergantung kepada selain-Nya. Tentu kehancuran yang akan menimpanya.

Husnuzhon kepada Allah dalam kondisi-kondisi berikutlah yang sangat dianjurkan, diantaranya adalah:

  1. Menjelang kematian. Dari Jabir bin Abdullah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Aku mendengar Rasulullah saw menjelang tiga hari sebelum wafat beliau bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah azza wa jalla”. (H.R. Muslim)
  1. Kesulitan yang besar. Seorang Mukmin harus yakin bahwa kesulitan sebesar apapun yang menimpanya harus diserahkan kepada Allah serta tidak layak berburuk sangka terhadap-Nya.
  2. Sempitnya hidup. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

مَنْ نَزَلَتْ به فاقَة فأنزَلَها بِالناسِ لَمْ تُسَدَ فاقتُهُ  ، و من نزلت به فاقَةٌ فأنزلها بِاللهِ فَيُوْشِكُ اللهُ له بِرِزْقٍ عاجلٍ أو آجلٍ

“Barangsiapa ditimpa kemelaratan lalu mengadukannya kepada manusia, maka tidak akan tercukupi (rizkinya). Dan barangsiapa yang ditimpa kemelaratan lalu mengadukannya kepada Allah, maka Allah akan segera memberinya rezki cepat atau lambat”. (H.R. Tirmidzi)

  1. Terlilit hutang. Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang tidak bisa berpikir dengan tenang. Maka banyak-banyaklah berbaik sangka kepada Allah dan memohon kepada-Nya agar segera dilunaskan hutang-hutangnya.
  2. Berdoa. Abu hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

اُدْعوا اللهَ و أنتم موقِنونَ بِالإجابَةِ

“Berdoalah kepada Allah sedangkan kalian dalam keadaan yakin (akan) diijabah (doa kalian)”. (H.R. Tirmidzi)

7. Taubat. Janganlah seseorang berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah yang          sangat luas sehingga mengakibatkan dirinya enggan untuk segera bertaubat kepada-          Nya atau dia tidak yakin bahwa Allah pasti menerima taubat serta mengampuni semua        dosa hamba-Nya.

Baca juga:

×