BeritaHong KongIndonesia

Yuliana Bisa Pulang ke Indonesia Tanpa Tes Covid-19 di Hong Kong

DDHK.ORG – Di masa pandemi virus Corona, banyak pekerja migran Indonesia di Hong Kong yang berpikir bahwa pulang ke Indonesia akan repot karena harus menjalani berbagai prosedur yang rumit. Faktanya, Yuliana bisa pulang ke kampung halamannya di Malang, Jawa Timur, dengan mudah, bahkan tanpa menjalani tes Covid-19 terlebih dulu di Hong Kong.

Pekerja migran Indonesia yang sempat bekerja di Hong Kong selama 17 tahun ini bertutur, majikan yang men-terminate dirinya membelikan tiket pesawat Cathay Pacific jurusan Hong Kong-Surabaya pada tanggal 30 Oktober 2020. “Tanggal 31 Oktober saya sudah harus terbang. Makanya, saya belum sempat tes Covid di Hong Kong. Sebetulnya ada tempat tes Covid, tapi mahal, sampai HK$900, itupun membutuhkan waktu dua hari,” ujarnya.

“Awalnya, memang ada rasa risau dan takut, tapi semua itu saya tepis,” ujar pekerja migran yang baru tiga bulan bekerja di majikan terakhirnya ini.

Dia mengaku tidak ditanyai dokumen hasil tes Covid-19 saat berada di bandara Hong Kong. “Begitu masuk pintu bandara, cuma diperiksa validasi tiket dan paspor saja,” kata Yuliana.

Unduh aplikasi eHAC Indonesia

Namun, ada satu prosedur yang harus dilakukan Yuliana. Yaitu, men-download aplikasi eHAC Indonesia. Aplikasi ini berfungsi untuk syarat kelengkapan administrasi saat check-in di bandara Hong Kong.

Yuliana Bisa Pulang ke Indonesia Tanpa Tes Covid-19 di Hong Kong
Di bandara Hong Kong, Yuliana men-download aplikasi eHAC Indonesia sebagai syarat administrasi saat check-in.

“Harus diisi sampai selesai semua pertanyaan yang ada di aplikasi itu, lalu di-screenshoot,” kata Yuliana.

Sesampainya di bandara Juanda, Yuliana diminta mengisi lagi form kesehatan dalam bentuk kertas yang telah disiapkan petugas. Hal itu juga berlaku untuk yang sudah tes Covid-19 dan membawa surat keterangan negatif dari dokter di Hong Kong. Isinya, daftar isian biodata lengkap dan alamat di Malang.

Setiba di Tanah Air

Kemudian, dia dan semua penumpang yang baru turun dari pesawat yang sama dan belum tes Covid-19 saat di Hong Kong diangkut menggunakan bus Damri untuk menjalani tes Covid (PCR) di area dekat bandara. Setelah menjalani seluruh rangkaian tes PCR, Yuliana dan penumpang lainnya dibawa ke gedung Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang berlokasi di Jl. Ketintang Madya untuk beristirahat dan menunggu hasil tes.

“Itu gedung sangat besar dan luas sekali. Kamarnya juga bagus, ada AC. Kami dikasih makan tiga kali sehari, ada snack juga. Alhamdulillah,” kata perempuan yang telah bekerja di Hong Kong sejak 2003 itu.

Setelah tiga hari di gedung Diklat Keagamaan dan surat keterangan negatif Covid-19 keluar, Yuliana dibolehkan pulang ke kampung halaman. “Kita diberi pilihan, mau diantar petugas atau dijemput keluarga,” ujarnya.

“Jadi buat teman-teman yang mau pulang ke Indonesia, mau cuti atau balik terus, dan belum sempat tes Covid di Hong Kong, ada solusi. Tidak usah takut, cemas, dan bingung, karena akan diarahkan oleh petugas setiba di bandara Indonesia,” kata Yuliana.

Hal itu disampaikan Yuliana mengingat adanya informasi yang simpang siur di berbagai grup media sosial Facebook terkait prosedur kepulangan pekerja migran Indonesia ke Tanah Air dari Hong Kong. Terutama, soal ketentuan harus tes Covid-19 terlebih dulu sebelum terbang.

Yuliana menginformasikan, baik tes Covid-19 di area dekat bandara Juanda, maupun karantina tiga hari dengan segala fasilitasnya tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. “Jadi, jangan takut pulang ke Indonesia. Tidak ribet kok!” ujarnya.

Seperti diketahui, pada tanggal 29 Juni 2020, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong mengumumkan bahwa para pekerja migran yang akan pulang ke Indonesia diimbau menyampaikan informasi kepulangan kepada KJRI secara online lewat alamat bit.ly/DATAPULANG. Yuliana menyatakan, dirinya juga bahkan tidak menyampaikan informasi kepulangan secara online seperti yang diimbau KJRI. [DDHK News]

Baca juga:

×