DDHK.ORG – Tim SAR Gabungan kembali menemukan satu lagi korban longsor di Kepatihan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dilansir dari dmcdompetdhuafa.org, penemuan korban saat Jumat (14/10/2022) ini, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa sebagai salah satu tim yang tergabung turut membantu proses evakuasi. Namun korban yang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Kembali ditemukan korban atas nama Dini (54) sekitar pukul 15.15 WIB. Tersisa satu korban yang belum ditemukan,” jelas Taqi Falsafati selaku Tim Emergency Response DMC Dompet Dhuafa melapor dari Bogor.
Diketahui, korban dievakuasi menuju RSUD Kota Bogor untuk proses selanjutnya. Korban ditemukan setelah usaha dari tim SAR gabungan membuka akses jalur menuju korban melalui penggalian pada kedalaman 2 meter dan diketahui korban berada terhimpit oleh kulkas dan material puing-puing reruntuhan bangunan.
Tim SAR Kembali Mencari
Dengan ini tim SAR gabungan kembali melakukan upaya pencarian terhadap satu korban atas nama ibu Warasih (57) akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Gang Kepatihan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Sebagai informasi, Bogor termasuk dalam indeks risiko bencana dengan kategori sedang. Jawa Barat menurut Indeks Risiko Bencana (IRBI) 2021 memang memiliki struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan, serta dataran rendah di wilayah utara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode Oktober 2022.
Bogor termasuk dalam wilayah yang wajib dipantau. Sehingga BMKG mengimbau masyarakat memperhatikan beberapa tindakan ke depannya untuk siap siaga apabila terjadi bencana alam.
“Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih massif,” tulis BMKG.
“Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi,” lanjut imbau BMKG.
Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan, lima kecamatan di Kota Bogor terdampak banjir dan tanah longsor.
Pusdalops BNPB menyebutkan, sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor yaitu Kelurahan Kedung Halang, Tanah Baru dan Tegal Gundil di Kecamatan Bogor Utara.
Selanjutnya di Kelurahan Gunung Batu, Pasir Jaya, Margajaya, Cilendek Barat dan Menteng di Kecamatan Bogor Barat. Kemudian di Kelurahan Genteng, Pamoyanan, Pakuan, Sempur, Muara Sari dan Cikaret di Kecamatan Bogor Selatan.
Kelurahan Cibogor, Sempur, Kebon Kalapa, Pangaran, Ciwaringin, Bogor Tengah dan Tegal Lega di Kecamatan Bogor Tengah. Sedangkan satu kelurahan, yaitu Kebon Pedes di Kecamatan Tanah Sereal.
Mengantisipasi potensi bahaya hidrometeorologi basah di musim hujan, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan perpanjangan status tanggap darurat banjir.
Status tersebut terhitung mulai tanggal 10 September hingga 31 Desember 2022, melalui Surat Keputusan Walikota Bogor Nomor 360/Kep.290-BPBD/2022.
Bencana Longsor Paling Dominan
Berdasarkan kajian BNPB, Kota Bogor tercatat tanah longsor merupakan bencana alam yang paling dominan terjadi. Sepanjang tahun 1992 – 2016 terdapat 46 kejadian bencana alam yang terjadi di Kota Bogor. Bencana terbanyak yang terjadi adalah tanah longsor yakni 21 kejadian dan cuaca ekstrim terdapat 13 kejadian.
Berdasarkan data tersebut terlihat bencana tanah longsor memiliki persentase sebanyak 47%. Ini menggambarkan di Kota Bogor sangat rawan terhadap terjadinya bencana tanah longsor. Persentase kejadian bencana lainnya adalah cuaca ekstrim sebanyak 29%. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu melakukan upaya-upaya pengurangan risiko bencana secara sistematis dan terencana.
DMC Dompet Dhuafa mengimbau masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana alam. Berbagai langkah kesiapsiagaan dapat dilakukan, baik warga maupun komunitas, seperti mewaspadai hujan lebat dengan durasi lama, masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai atau dataran rendah segera dapat melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman sebelum banjir terjadi. Warga dapat melakukan evakuasi dini untuk keselamatan diri dan keluarga.
Masyarakat bisa turut serta membantu penyintas bencana banjir dan longsor di Bogor dengan berdonasi melalui tautan berikut https://donasi.dompetdhuafa.org/indonesiasiapsiaga/ . Setiap donasi yang diberikan akan sangat berarti para penyintas bencana yang terdampak. [DDHK News]