“Penerima manfaat dari dana DD Hong Kong khusus untuk buruh migran di Hong Kong kurang lebih 100 sampai 150 orang per bulan,” kata Ust. Rovi. “Mereka memang adalah orang-orang yang sangat membutuhkan, sehingga kalau boleh dibilang oleh BMI, dari BMI, untuk BMI itu sangat cocok untuk tema pemberdayaan ini.”
Dikemukakannya, DD Hong Kong menggulirkan dana tersebut melalui berbagai program. Program tersebut mencakup pelatihan keterampilan, kewirausahaan, dakwah, kesehatan, dan advokasi.
Pelaksana program-program DDHK selama ini tidak lain adalah para BMI Hong Kong sendiri yang menjadi relawan dan tergabung dalam Divisi Volunteer DDHK.
Migrant Institute (MI DDHK) merupakan salah satu program DD Hong Kong. Migran Institute bisa dikatakan training centre yang dimiliki Dompet Dhuafa Hong Kong. Di sana, para BMI diberdayakan melalui pelatihan keterampilan, seperti tata rias, kursus menjahit, pelatihan komputer dan bahasa inggris.
“Jadi itu, kami bantu teman-teman untuk menguasai itu semua. Sehingga ketika pulang harapannya mereka tidak mandek karena perbedaan kultur budaya Hong Kong dengan Indonesia apalagi kampung-kampung di sana sangat berbeda,” terang Rovi.
DD Hong Kong telah mengawal dan memberikan bantuan berupa advokasi dan moral kepada para BMI sejak 2004 silam. Ke depan, Rovi mengatakan, DD Hong Kong akan terus menguatkan program advokasi dan pelatihan keterampilan bagi para BMI. (dompetdhuafa.org)