Dompet Dhuafa (DD) Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga.
Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa.
Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.
AWAL KEHADIRAN
Sejak kelahiran Harian Umum REPUBLIKA awal 1993, wartawannya aktif mengumpulkan zakat 2,5% dari penghasilan. Dana tersebut disalurkan langsung kepada dhuafa yang kerap dijumpai dalam tugas.
Dengan manajemen dana yang dilakukan pada waktu sisa-sisa, tentu saja penghimpunan maupun pendayagunaan dana tidak dapat maksimal.
Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para wartawan menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai mahasiswa. Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin. Aktivitas sosial yang telah dilakukan sambilan di lingkungan REPUBLIKA pun terdorong untuk dikembangkan.
Apalagi kala itu, masyarakat luas telah terlibat menyalurkan donasinya melalui DD. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, DD tercatat di Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan.
PEMBENTUKAN BADAN HUKUM
Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, DD merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang PENGUKUHAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional.
PENDIRIAN CABANG DI HONG KONG
Awal kegiatan Dompet Dhuafa di Hong Kong adalah sekitar tahun 1999, ketika ada organisasi Islam di Hong Kong yang mengundang DD Pusat untuk hadir dalam kegiatan dakwah. Hasil kegiatan DD di Hong Kong membuat DD tergerak untuk berkiprah lebih dalam untuk melakukan program-progam dakwah, pemberdayaan, dan pendidikan untuk pekerja migran di Hong Kong.
Sekitar tahun 2003, dibuatlah Divisi Program di DD bernama SPM (Sahabat Pekerja Migran) yang fokus pada empat hal, yaitu dakwah, pendidikan, advokasi, dan pemberdayaan. Untuk mendukung kegiatan dan mensinergikan program SPM yang fokus di bidang sosial, maka DD Pusat merasa perlu membuat sebuah unit bisnis untuk mendukung program di Hong Kong. Maka dibuatlah program pengiriman uang.
Waktu itu DD melakukan kerjasama dengan mitra bisnis di Hong Kong untuk membuat pengiriman uang, dengan mengirim Mohommad Toriq pada tahun 2003. Dalam perjalanannya, ternyata kegiatan pengiriman uang kurang berhasil karena terkait banyak hal.
Tahun 2004, dilakukan analisis ulang kegiatan pengiriman uang dan dihasilkan rekomendasi untuk menutupnya dan beralih fokus ke dunia dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan yang sangat dibutuhkan oleh para Migran di Hong Kong.
Maka dilanjutkan pembuatan izin pendirian Dompet Dhuafa. Akhirnya pada 25 April 2005 DD mendapatkan izin sebagai Dompet Dhuafa Association Limited dengan komposisi dewan direksi antara lain Yacob Ali, Rahmad Riyadi, Ahmad Juwaini, Jamil Azzaini, dan Herman Budianto.
Kemudian, sebagai pelaksana eksekutif, diangkatlah General Manager untuk menjalankan roda organisasi. Berikut adalah orang-orang yang pernah bertugas sebagai General Manager di Dompet Dhuafa Hong Kong:
- Imazgie Togie (2005-2008)
- Abdul Ghofur (2008-2011)
- Ahmad Fauzi Qosim (2011-2013)
- Rovi Octaviano Vustany (2013-2015)
- Mohammad Ilham (2015-2018)
- Muhammad Imam Baihaqi (2018-sekarang)
Ribuan Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong telah menerima manfaat Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) dari program Shelter, pendidikan, pelatihan, dan juga dakwah. Tujuan program-program tersebut adalah untuk melatih para pekerja migran agar mereka sukses di rantau dan mandiri di negeri sendiri.
Selain menyalurkan dana untuk pemberdayaan di Hong Kong, DDHK juga menyalurkan bantuan kepada fakir miskin yang ada di Indonesia, di kampung halaman para pekerja migran yang notabene kekurangan.
Kedekatan DDHK dengan pekerja migran tidak bisa diragukan lagi. Operasional program-program sangat dibantu oleh para relawan yang berasal dari pekerja migran. Mereka meluangkan waktu liburnya untuk melakukan aktifitas di DDHK sebagai relawan.
PENDIRIAN CABANG DI NEGARA LAIN
Hong Kong adalah negara pertama dibukanya cabang luar negeri. Setelah itu, disusul perluasan cabang ke berbagai negara antara lain Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.