Mufti Saudi Peringatkan Bahaya Facebook dan Twitter

Mufti Agung Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz Al-Syaikh, mengingatkan umat Islam tentang bahaya situs jejaring sosial (facebook/twitter) yang mungkin berisi informasi yang tidak akurat tentang ajaran Islam. Ia mengingatkan, umat Islam “tidak harus” menjadikan media sosial sebagai sumber informasi untuk memahami Islam.

“Umat Islam harus waspada terhadap media sosial, termasuk Facebook dan Twitter, pada saat mereka tidak tahu sumber komentar-komentar dan pernyataan yang ada di situs tersebut,” tegasnya. “Twitter (banyak) digunakan untuk mengeluarkan fatwa [fatwa agama] tanpa dalil yang kuat,” kata Mufti.

Media sosial, kata Mufti Saudi, juga sering digunakan untuk menyebarkan kebohongan oleh beberapa orang yang mencari ketenaran dengan menghina dan merendahkan orang lain,” katanya dalam sebuah khotbah Jumat di ibukota Saudi, Riyadh.

Dikatakannya, umat Islam harus menyadari bahaya tersebut. “Situs ini tidak boleh digunakan untuk saling menuduh dan memfitnah orang,” serunya. “Kaum Muslim harus berhati-hati untuk tidak ditarik ke dalam tindakan yang salah dan harus terlibat dalam kritik konstruktif.”

Peringatan senada dikemukakan pemimpin umat Katolik dunia, Paus Benediktus XVI. Dalam sebuah pidatonya di Roma, Italia, ia mengatakan media sosial dapat berbahaya bagi penggunanya, meskipun ia memuji keterlibatan mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Dalam frase singkat, sering tidak lebih dari sebuah ayat dari Alkitab yang dapat dikomunikasikan, asalkan mereka mengambil bagian dalam percakapan tersebut tidak lalai untuk mengembangkan kehidupan batin mereka sendiri,” kata Paus Benediktus XVI dalam pesannya untuk Hari Komunikasi Sosial Dunia ke-46.

“Proses komunikasi saat ini sebagian besar didorong oleh pertanyaan-pertanyaan dalam mencari jawaban. Search engine dan situs jejaring sosial telah menjadi titik awal komunikasi bagi banyak orang yang mencari saran, ide, informasi, dan jawaban,” katanya.

Paus menekankan, saat ini masyarakat disuguhi berbagai jawaban untuk pertanyaan yang mereka tidak pernah tanyakan dan untuk kebutuhan yang mereka sendiri tidak menyadarinya. (Mel/Bikyamasr.com/ddhongkong.org).*

Exit mobile version