DDHK.ORG — Suasana yang jauh dari kampung halaman sering membuat rindu hati memuncak. Dari suara burung yang berkicau di depan rumah, sejuknya udara pagi di Subuh hari, hingga adzan yang digaungkan muazzin setiap lima waktu sehari.
Suara lantunan adzan yang datang dari berbagai musholla dan masjid yang saling bertautan seolah-olah menggambarkan kebesaran Allah di negeri, tanah tumpah darahku, Indonesia Raya, negara dengan penduduknya yang mayoritas muslim. Alangkah indahnya negeriku.
Ternyata, suasana tersebut sangat berbeda ketika berada di Negeri Beton. Hanya beberapa masjid yang ada di sini. Itupun, tanpa kumandang adzan yang dapat diperdengarkan kepada khalayak ramai. Ketika mendengar adzan yang ‘diingatkan’ oleh ponsel, maka seakan-akan mengingatkan jadwal untuk menghadap Rabb, Sang Maha Besar.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana jika kita menjawab adzan yang dilantunkan dari HP atau jam digital yang memiliki alarm pengingat waktu sholat?
Syaikh Ismail Zain, Mufti Syafi’iyyah Mekah, mengatakan:
ﻫﻞ ﻳﺴﻦ ﺟﻮﺍﺏ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻣﻦ ﻣﻜﺒﺮ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺆﺫﻥ ﺑﻌﻴﺪﺍ ﻋﻨﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻻﻳﺴﻤﻊ ﺃﺫﺍﻧﻪ ﺇﻻّ ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ ﻣﻜﺒﺮ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﺃﻭﻻ ﺑﻴّﻨﻮﺍ ﻟﻨﺎ ﺫﻟﻚ
ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ : ﻧﻌﻢ ﻳﺴﻦ ﺇﺟﺎﺑﺔ ﺍﻟﻤﺆﺫﻥ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻭﺍﻟﻤﻜﺒﺮ ﻏﺎﻳﺔ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺃﻧّﻪ ﻳﻘﻮﻯ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﻭﻳﺒﻠﻐﻪ ﺍﻟﻰ ﻣﺪﻱ ﺑﻌﻴﺪ ﻫﺬﺍ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻣﻨﻘﻮﻻ ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ ﺍﻟﻤﻜﺒﺮ ﻋﻦ ﻣﺆﺫﻥ ﻳﺆﺫﻥ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﺃﻣﺎ ﺇﺫﺍﻛﺎﻥ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﻳﻂ ﺍﻟﻤﺴﺠﻞ ﻓﻼ ﺗﺴﻦ ﺇﺟﺎﺑﺘﻪ ﻷﻧﻪ ﺣﺎﻙ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻲ ﻻﻳﺤﺎﻛﻰ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻋﻠﻢ.
Ketika beliau ditanya mengenai hukum menjawab salam melalui alat perantara, maka ringkasnya dari jawaban beliau adalah sebagai berikut: Jika adzan itu adalah live atau langsung dan disiarkan melalui apapun, baik itu Youtube, televisi, HP, sebagai alat perantara, maka tetap disunnahkan untuk menjawab adzan dan berdoa setelahnya. Namun jikalau adzan tersebut tidak live dan merupakan hasil rekaman yang berulang-ulang, ataupun program aplikasi HP yang berbunyi ketika waktu adzan, maka tidak disunnahkan untuk menjawabnya.
Namun jika kita mendengar suara adzan dari HP atau alarm jam dinding dan ingin mengucapkan bacaan-bacaan tertentu setelah kalimat-kalimat adzan, itu dihitung sebagai amalan berzikir.
Wallahu a’lam.
>>Oleh Ustadz Fauzan Akbar Daulay, Dai Ambassador DDHK 2022. [DDHKNews]