Luncurkan Program Madrasah Perantau Online, DDHK Berikan Kajian Komprehensif untuk Pekerja Migran

DDHK.ORG — Pada 2021, tahun kedua mewabahnya Covid-19, Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) membuat program Madrasah Perantau Online (MPO). Peluncuran program ini dilakukan melalui acara Stadium General yang diselenggarakan secara online pada hari Ahad, 10 Januari 2021 lalu.

“Kita belum tau, apakah pada tahun 2021 pandemi Covid-19 akan berakhir atau tidak. Kita juga belum tau, apakah tahun ini kita sudah bisa mendatangkan asatidz dari Indonesia ke Hong Kong atau tidak,” kata General Manager DDHK, M. Imam Baihaqi, saat memberikan sambutan pembuka acara.

Dia bertutur, banyak pakar menyatakan bahwa wabah Covid-19 akan berlangsung dalam beberapa tahun. “Bisa jadi, pada tahun 2021 kita belum bisa leluasa berkumpul dan menyelenggarakan majelis taklim di luar secara bebas. Oleh karena itu kami, DDHK dan tim dakwah DD Pusat, membuat program Madrasah Perantau Online. Ini adalah Stadium General-nya. Hari ini adalah kuliah perdananya,” ujar Imam.

Stadium General bertema “Iman, Islam, Ihsan”, disampaikan oleh Ustadz Ahmad Fauzi Qosim, Sekretaris Dewan Syariah Dompet Dhuafa, sekaligus Konsultan Syari’ah dan Dakwah DDHK. Acara ini diikuti oleh para pengurus dan jemaah majelis-majelis taklim mitra dakwah DDHK di Hong Kong dan Macau.

Mereka mengikuti acara secara langsung melalui aplikasi Zoom dan siaran langsung Facebook Live di page Dompet Dhuafa HongKong (https://web.facebook.com/DDHongkong). Acara peluncuran program dakwah DDHK ini juga direkam dan ditayangkan kembali di kanal Youtube DDHK News (https://www.youtube.com/c/DDHKNews).

Imam menjelaskan, program MPO merupakan kajian yang dibuat secara terstruktur tema dan materinya, selayaknya belajar di madrasah dengan para ustad yang kompeten di bidangnya. Berdasarkan modul pembelajarannya, DDHK menyiapkan setidaknya 21 ustadz untuk menggawangi Madrasah Perantau Online ini.

Sehingga, tegas Imam, tiap pekan para peserta yang mengikuti kajian ilmunya akan bertambah secara bagus, pemahamannya juga semakin berkembang. “Materinya sudah kami susun hingga setahun ke depan,” ujarnya.

“Kita harus bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita alami. Allah menjadikan musibah berupa Covid-19 pasti ada hikmah di balik itu. Jika kita tidak bisa berkumpul di majelis masing-masing, justru karena pandemi Covid-19 ini kita bisa melakukan kegiatan bersama lintas majelis dengan ustadz dan materi yang sama,” ujar Imam.

Program MPO DDHK akan berlangsung dari bulan Januari hingga November 2021. Imam menjanjikan, di akhir tahun 2021 nanti para peserta Madrasah Perantau Online akan diberikan sertifikat yang menerangkan bahwa mereka sudah mengikuti kajian selama setahun. Di sertifikat itu juga dicantumkan daftar materi-materinya.

“Semoga bisa disampaikan kepada anggota majelisnya untuk mengikuti kajian di program Madrasah Perantau Online secara rutin,” kata Imam.

Mengawali kajian Stadium General, Ustadz Ahmad Fauzi Qosim menjelaskan, ikhtiar untuk melaksanakan program Madrasah Perantau Online dilakukan agar para pekerja migran Indonesia terfasilitasi untuk terus mendalami ilmu-ilmu agama, Dinul Islam. “Sebagian dari kita melakukan kajian secara lompat. Kita berharap, kajian yang kita lakukan selama tahun 2021 bisa berlangsung secara komprehensif,” ujarnya.

“Kajian Madrasah Perantau Online ini kita proyeksikan secara online, sehingga menembus batas. Dari Indonesia, Hong Kong, Macau, dan dari mana saja bisa mengikuti kajian ini,” kata Ustadz Fauzi.

Tema dan Materi Kajian Madrasah Perantau Online

Madrasah Perantau Online DDHK merupakan program Islamic learning centre terstruktur, sistematis, dan komprehensif dengan standar rujukan yang telah ditetapkan dengan narasumber dari Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) yang kompeten, lulusan pesantren dan Timur Tengah. Kajian Diinul Islam akan disampaikan secara komprehensif setiap hari Ahad, dengan empat tema besar.

Pertama, “Warisan Kenabian”. Kajian tentang al-Quran dan al-Hadits, dilakukan dalam 11 pertemuan. Referensinya, Ulumul Qur’an dan Mukhtarul Hadits.

Kedua, “Manual Muslim”. Kajian tentang fiqih, dilakukan dalam 10 pertemuan. Referensinya, kitab Safinatun Najah, Sulamun Najat, Fiqh Zakat, dan Matan Taqrib.

Ketiga, “Cahaya Iman”. Kajian tentang aqidah, dilakukan dalam 10 pertemuan. Referensinya, kitab Aqidatul Awam, Qathrul Ghaits, Tijan ad-Darari, dan Jawahirul Kalamiyah.

Keempat, “Insan Pilihan”. Kajian tentang sirah dan akhlak Nabi, dilakukan dalam 10 pertemuan. Referensinya, kitab Syamail Muhammadiyyah, Nurul Yaqin, dan Ar-Rahiqul Makhtum. [DDHK News]

Exit mobile version