Lemah-Lembut dalam Dakwah
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran: 159).
Bahkan, menghadapi orang seburuk Fir’aun pun, Allah Swt memerintahkan sikap lemah-lembut.
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha:43-44).
Lemah-lembut sama sekali bukan kelemahan. Orang yang lemah-lembut sesungguhnya memiliki wibawa yang besar. Ia akan disegani. Kelemah-lembutan yang sejati selalu diikuti oleh kebajikan kesabaran dan penguasaan diri.
Orang lemah-lembut akan memiliki pula kebajikan kekuatan, dan keberanian yang tak tergoncangkan. Ia seperti aliran air yang tenang, tetapi dapat mengikis dan menghaluskan batu sekasar apa pun.
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran: 159).
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya dan tidaklah kelemah-lembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan memperburuknya.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang terhalangi dari bersikap lemah lembut, maka dia telah terhalang dari seluruh bentuk kebaikan.” (HR. Muslim). Wallahu a’lam. (Abu Faiz).*