Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran mematikan di Tai Po telah melonjak menjadi setidaknya 128 jiwa. Pihak berwenang meyakini papan styrofoam “mudah terbakar” yang terpasang di jendela gedung-gedung memicu penyebaran api.
“Sebanyak 124 jenazah ditemukan di lokasi kejadian di Pengadilan Wang Fuk, kata para pejabat pada hari Jumat (28/11/2025), sementara 200 lainnya berada dalam ‘situasi yang tidak jelas’, termasuk 89 jenazah yang belum teridentifikasi. Tujuh puluh sembilan lainnya luka-luka,” ulis RTHK.
Petugas darurat Hong Kong menyatakan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan di perumahan yang dilanda kebakaran, dimana 7 dari 8 blok telah dilalap api, selesai pada jam 10.18 pagi. Namun, pihak berwenang tidak menutup kemungkinan akan ditemukannya lebih banyak jenazah.
Menteri Keamanan Chris Tang mengatakan jaring kasa yang menutupi bangunan-bangunan tersebut telah memenuhi standar tahan api, tetapi papan styrofoam yang digunakan untuk menutup jendela ternyata “sangat mudah terbakar”. Ia mengatakan papan styrofoam tersebut diyakini telah menyebarkan api setelah jaring kasa di dekat lantai bawah Rumah Wang Cheong pertama kali terbakar.
“Berdasarkan penyelidikan awal kami, kami yakin suhu papan styrofoam yang terbakar sangat tinggi, yang menyebabkan jaring kasa, bambu, dan barang-barang lainnya terbakar. Hal itu juga menyebabkan kaca pecah, memungkinkan api menyebar ke dalam ruangan dan membakar barang-barang,” kata Tang.
“Meskipun jaring kasa tersebut memenuhi persyaratan tahan api, jaring tersebut masih dapat terbakar pada suhu tinggi,” ujarnya.
Kepala pemadam kebakaran Hong Kong Andy Yeung mengatakan petugas menemukan alarm kebakaran yang rusak di kedelapan bangunan tempat tinggal tersebut. “Alarm kebakaran tidak dimatikan, tetapi tidak berbunyi selama pengujian kami,” kata Yeung.
“Kami akan mengambil tindakan penegakan hukum terhadap kontraktor peralatan keselamatan kebakaran tersebut,” ujarnya.
Penyelidikan polisi diperkirakan akan memakan waktu sekitar 3 hingga 4 minggu, menurut pelaksana tugas komisaris Andrew Kan, dengan petugas berencana membuka kembali gedung-gedung tersebut untuk warga terdampak setelah mereka selesai mengumpulkan bukti di dalamnya. Kan mengatakan petugas harus menunggu gedung-gedung mendingin sebelum masuk untuk melakukan pekerjaan lanjutan, mengingat suhu di beberapa area masih di atas 200 derajat Celsius. [Sumber: RTHK]





