Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan ibadah kurban sejak disyariatkannya sampai beliau wafat. Berkurban sejatinya adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada sang pencipta.
Ibadah kurban banyak keutamaannya. Diantaranya, pertama, merupakan amalan yang paling dicintai Allah SWT di hari raya Idul Adha.
Banyak hadits yang menjelaskan bahwa menyembelih kurban merupakan amalan yang paling dicintai Allah pada hari nahr (Idul Adha). Hewan kurban juga bakal menjadi saksi di Hari Kiamat kelak. Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari nahar (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya ia datang pada hari kiamat dengan tanduk, kulit, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darah itu telah sampai kepada Allah SWT sebelum darah itu tumpah ke tanah. Maka hendaknya kalian senang karenanya.” (HR At-Tirmidzi)
Kedua, menjadi wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Ketiga, sarana meraih ketaqwaan. Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. Allah berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37)
Keempat, sarana untuk menambah amal kebaikan. Allah akan memberikan pahala yang berlipat-lipat bagi setiap umat Muslim yang menggunakan sebagian hartanya untuk berkuban. Hal itu tertuang dalam hadits dari Zaid ibn Arqam berikut ini: Ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”, Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”, Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”, Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan ibn Majah)
Kelima, mengandung aspek sosial dan kemanusiaan yang kuat. Ibadah kurban tidak hanya bermanfaat untuk orang yang berqurban (Mudhohi) tapi secara tidak langsung juga bisa membantu fakir miskin dari kelaparan. Islam telah mengatur bagaimana menyeimbangkan perekonomian dan aspek kemanusiaan sosial, salah satunya dengan berkurban.
Daging yang dibagikan dapat menghubungkan rasa kasih sayang dan kepedulian antara fakir miskin dengan mudhohi. Dengan berkurban juga kita dapat merasakan kenikmatan rezeki dan berkah yang senantiasa diberikan Allah kepada setiap hambanya.

Demikian beberapa keutamaan ibadah kurban yang dirangkum redaksi DDHKNews dari berbagai sumber. Jangan sampai kita melewatkan sarana kebaikan yang Allah SWT berikan setiap tahun ini.