Kesehatan rohani sangatlah penting, terutama buat kita yang hidup di zaman serba materialistik dan penuh fitnah ini. Salah satu cara agar tetap sehat secara rohani, terbebsa dari penyakit hati, dan tetap bisa mnenjadi pribadi yang baik, kita harus banyak-banyak mendengarkan bacaan atau tilawah Al-Qurâan.
Hal itu disampaikan General Manager Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK), Ustadz Fajar Shofari Nugraha saat mengisi kegiatan TTdJ atau Tausiyah & Tanya diJawab dalam rangka acara Apresiasi Semarak Religi Pekerja Migran Indonesia yang digelar di Ruang Ramayana KJRI Hong Kong, 29 Juni 2025 lalu.
âSalah satu cara Allah SWT menge-charge kita sebagai seorang manusia untuk sehat secara rohani, dengan bersama-sama belajar, menyimak, atau mendengarkan tilawah ayat suci Al Qurâan, agar tidak ada penyakit hati, dan menjadi pribadi yang lebih baik,â kata Ustadz Fajar.
Acara Apresiasi Semarak Religi Pekerja Migran Indonesia ini sendiri diadakan oleh KJRI Hong Kong bersama Telin Hong Kong dan BNI Hong Kong dalam rangka menyemarakkan Idul Adha dan tahun Baru Hijriyah. Selain TTdJ, kegiatan tersebut juga disemarakkan dengan kegiatan launching fitur âBaca Quran dan Tutorial Onlineâ dari Telin, apresiasi dan display karya Semarak Religi, mini workshop: Tasbih Corner & Henna Corner, serta pembagian doorprize.

Di hadapan para jemaah dan audiens, Ustadz Fajar menceritakan sejarah kalender Hijriyah. Ia menjelaskan bahwa penggunaan kalender yang dijadikan pedoman penanggalan dalam Islam ini ditetapkan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
âKalau dilihat dari buku-buku sejarah sejarah Islam, semua menyebutkan bahwa penggunaan kalender Hijriyah dimulai pada tahun 17 Hijriah. Padahal, Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 Hijriah,â ujarnya.
Tepatnya, di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Pada sebuah musyawarah, sahabat âUtsman bin Affan mengusulkan agar dilakukan penetapan tahun pertama Hijriyah.
Banyak Sahabat yang memberikan usul tentang awal tahun Hijriyah. Ada yang usul agar dimulai ketika Rasulullah SAW lahir, Rasulullah diangkat menjadi nabi dan rasul saat beliau berusia 40 tahun, ada juga yang usul dimulai dari hari wafatnya Rasulullah SAW.
Sampai akhirnya Sahabat âUtsman mengusulkan agar momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Yatsrib atau Madinah dijadikan awal tahun Hijriyah. Dan kemudian, usul tersebutlah yang disepakati para Sahabat.
âPeristiwa ini adalah tanggal bersejarah yang mengubah sejarah Islam dan membentuk masyarakat Muslim pertama di Madinah. Sesampai di Madinah Rasulullah SAW juga melakukan perjuangan dakwah menyebarkan Agama Islam,â kata Ustadz Fajar.
Ia menjelaskan bahwa tercatat dalam sejarah, peristiwa hijrah itu terjadi pada bulan Robiâul Awwal, yakni bulan ke-3. âTapi kenapa tahun baru Hijriah dimulai pada bulan Muharram, bukan Robiâul Awwal?â tanyanya kepada jemaah.
Ternyata, proses Rasulullah SAW berhijrah itu dimulai sejak bulan Dzulhijjah, dimana saat itu ada 6 pemuda bersyahadat. Peristiwa itu tercatat dalam sejarah Islam sebagai Baiat Aqabah pertama. Maka ditetapkanlah Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah. [Lutfiana Wahid]