ArtikelKeuangan

Hutang dan Keluar dari Jerat Hutang

DDHK.ORG — Soal hutang adalah masalah klasik, yang mungkin dialami banyak orang. Dengan kesempatan ini kita bahas, sehingga mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan dan pelajaran agar tidak perlu berhutang.

Kisah Siti dan Maya

Sebelum kita lanjutkan ke materi, silakan disimak kisah dua orang pekerja migran Indonesia di Hong Kong bernama Siti (bukan nama sebenarnya) dan Maya (juga bukan nama sebenarnya) berikuti ini:

Siti bekerja di Hong Kong sebagai pekerja migran. Ini pertama kalinya dia bekerja di Hong Kong.

Maya juga pekerja migran, sudah lebih lama di Hong Kong. Mereka berteman baik. Mereka menghabiskan waktu bersama, bertemu hampir setiap hari.

Maya sangat baik kepada Siti. Maya selalu menemaninya berjalan-jalan di sekitar Hong Kong. Kadang-kadang, Maya juga suka mentraktir makan Siti.

Suatu hari, Maya minta tolong kepada Siti. Keluarganya di kampung terkena musibah banjir. Mereka memerlukan uang secepatnya. Maya meminta Siti utuk bersedia menjadi saksi di perjanjian hutangnya.

“Kamu hanya perlu tanda tangan. Aku yang akan membayar pinjamanku sendiri,” kata Maya kepada Siti.

Siti tidak mengerti tanggung jawab sebagai penjamin hutang. Tetapi selama dia tidak harus membayar apapun, tidak masalah, bukan? Maya sudah banyak membantunya. Siti ingin membalas kebaikan Maya. Dia juga senang, bisa membantu Maya.

Bulan demi bulan berlalu. Kadang, masa depan tidak ada yang dapat meramalkannya. Sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Biaya mulai menumpuk. Maya pun tidak mampu membayar hutangnya.

Siti pun sangat kuatir, karena harus bertanggung jawab atas hutang Maya. Bagaimana jika dia tidak bisa membayar hutang itu? Bagaimana jika majikannya tau soal hutangnya ini? Bagaimana jika dia dipecat dan harus kembali ke kampung halamannya? Jika itu terjadi, siapa yang akan membayar hutang ini?

Perusahaan pemberi hutang mulai menagih. Tapi Siti tidak punya cukup uang untuk membayar hutang Maya. Tapi dia sudah menjadi penjamin atau saksi. Dia wajib membayar hutang jika si peminjam tidak sanggup melunasinya. Bagaimana jika perusahaan peminjaman uang memberitahukan majikannya? Bagaimana jika dia kehilangan pekerjaannya?

Mengapa semua ini terjadi? Dapatkah Siti membuat pilihan lain?

Mungkin sulit atau sungkan. Tapi kita tidak harus selalu berkata “ya” kepada teman. Siti menyadari, dia tidak dapat mengambil risiko dengan menjadi penjamin bagi hutang Maya. Tapi, dia masih ingin membantunya. Ketika Siti tiba di Hong Kong, ia mendengar tentang lembaga yang mengajarkan pelatihan keuangan untuk pekerja migran. Lembaga ini pasti dapat membantu mereka berdua. Dengan cara ini, Siti dan Maya tetap berteman baik, berkembang bersama, dan tetap bisa mendukung keluarga mereka di kampung halaman masing-masing.

Waspadai istilah saksi = penjamin dalam peminjaman uang di Hong Kong

Ada istilah saksi dan penjamin. Istilah yang sering dikenal teman-teman di Hong Kong adalah “saksi” hutang. Sebenarnya, status mereka bukanlah saksi. Sebab, kalau saksi, hanyalah orang yang menyaksikan terjadinya hutang-piutang.

Tapi kebanyakan yang bertanda tangan sebagai “saksi” di transaksi peminjaman uang di Hong Kong adalah penjamin. Artinya, di saat temannya yang berhutang tidak mampu membayar cicilan hutangnya, maka si penjamin akan dicari oleh perusahaan pemberi hutang.

Kebanyakan, teman-teman di Hong Kong tidak mengerti. Sebagai contoh, kisah Maya dan Siti tadi. Di Hong Kong, bagi yang mau meminjam uang harus membawa saksi. Sebetulnya, statusnya bukan saksi, tapi penjamin.

Masalahnya, teman-teman tidak pernah mau membaca isi kontrak perjanjian hutang-piutang yang turut ditandatanganinya. Apa kewajiban mereka sebagai penjamin. Padahal di kontrak itu tertulis bahwa kalau yang meminjam uang tidak membayar pinjamannya, maka kewajiban dibebankan kepada si penjamin.

Ini banyak terjadi. Banyak yang mengaku, mereka tidak menggunakan uang hutang temannya.

Masalahnya, kenapa banyak kisah seperti Maya yang tidak mampu membayar hutangnya? Banyak kasusnya. Ada “Maya” yang lari atau kabur. Sehingga, mau atau tidak mau, orang yang seperti Siti yang harus terpaksa menanggung bebannya. Atau, Maya sebetulnya berniat membayarnya, tapi tiba-tiba musibah terjadi, dia dipecat dari pekerjaannya.

Atau, dia mesti pulang karena kondisi keluarga di Indonesia. Karena pulang, kan dia tidak lagi punya uang. Atau, dari awal memang Siti sudah kena tipu. Digunakan dokumen-dokumennya, seakan-akan dia menjadi penjamin untuk peminjaman uang.

Sekilas tentang pinjam-meminjam di Hong Kong

  1. Perusahaan pemberi pinjaman uang (money lender) harus punya izin. Biasanya, sertifikat izinnya dipampang di dinding kantornya. Per 31 Desember 2019, terdapat 2.300 perusahaan pemberi pinjaman uang berlisensi di Hong Kong. Kalau teman-teman meminjam uang kepada teman yang pengembaliannya pakai bunga, dan dibuat bisnis, itu tidak boleh. Itu bisa diadukan ke polisi, sebagai pelanggaran hukum.

Banyak juga teman-teman yang menggadaikan paspor ke orang lain sebagai jaminan pinjaman uang. Itu juga salah.

  1. Pemberi pinjaman uang di Hong Kong terikat peraturan-peraturan Money Lenders Ordinance yang harus ditaati.
  2. Money lender tidak sama dengan bank. Banyak teman-teman salah persepsi, menganggap perusahaan peminjaman uang sebagai bank. Karena, fokus layanan bisnis mereka hanyalah meminjamkan uang. Kalau bank banyak kegiatannya.
  3. Usaha peminjaman uang hanya boleh dilakukan oleh perusahaan yang memiliki izin.
  4. Pinjaman harus didasari perjanjian pinjaman yang ditandatangani peminjam dalam waktu 7 hari setelah kesepakatan. Kalau teman-teman melakukan transaksi peminjaman uang, harus ada kesepakatannya, hitam di atas putih. Teman-teman harus mendapatkan salinannya.
  5. Di surat perjanjian pinjaman itu harus tertulis jumlah pinjaman, tingkat bunga efektif per tahun, dan ketentuan pembayarannya berapa lama. Harus ada keterangan yang rinci.
  6. Tingkat bunga di Hong Kong sangatlah tinggi, yaitu:
  • Sampai 48 persen per tahun. Mungkin karena risikonya tinggi. Angka itu adalah angka normal. Jadi, kalau teman-teman meminjam uangnya HK$10,000, maka harus mengembalikannya sebesar HK$14,800.
  • Antara 48-60 persen per tahun. Ini termasuk pemerasan. Jika tidak mampu, kita bisa banding ke pengadilan.
  • Di atas 60 persen per tahun. Ini adalah pelanggaran. Kita bisa adukan.

Praktek yang tidak dibolehkan dalam transaksi peminjaman uang:

  1. Bunga yang berbunga.
  2. Larangan mencicil pinjaman.
  3. Dikenakannya biaya lain, seperti biaya administrasi.
  4. Dikenakannya bunga yang meningkat.
  5. Dokumen pribadi seperti paspor, HKID, kontrak kerja dijadikan jaminan. Biasanya, kalau lembaga resmi money lender tidak akan meminta dokumen resmi peminjam untuk dijadikan jaminan. Palingan, minta fotokopinya. Biasanya, yang menahan paspor dan kontrak kerja adalah pemberi pinjaman tidak resmi.

Paspor, di luar negeri adlaah nyawa kita. Jangan pernah memberikan paspor kepada orang lain untuk ditahan.

Contoh perjanjian hutang

Ini contoh transaksi peminjaman uang yang normal di Hong Kong.

Kalau berhutang, bukti ringkasan kontrak hutang seperti ini jangan dibuang. Juga, bukti-bukti pembayarannya disimpan dengan baik. Begitu juga bukti-bukti komunnikasi dengan pemberi pinjaman di SMS atau di WhatsApp jangan dihapus. Jika ada masalah, kita gampang menelusurinya.

Kebanyakan, saya menemukan kasus, jumlah cicilan hutang lebih besar dari gaji yang diterima tiap bulan. Misalnya, gajinya HK$4,630 tapi cicilan hutangnya HK$7,000 per bulan. Jangan sampai mengalami ini. Jadi, harus hati-hati.

Kalau siudah terlanjur berhutang, apa yang harus dilakukan?

  1. Berjanji untuk tidak berhutang lagi. Kebanyakan, misalnya dia punya pinjaman dengan cicilan HK$2,500. Gajinya HK$4,600. Jadi, dia punya sisa gaji HK$2,100. Suatu ketika, anaknya tiba-tiba butuh uang. Akhirnya, uang yang seharusnya buat menyicil hutang, dikirim ke kampung. Karena saat jatuh tempo tak bisa membayar cicilan hutang, dia pinjam uang lagi ke perusahaan ain, dengan jumlah yang lebih kecil. Dia tidak menyadari akibatnya, bahwa bulan depan dia harus membayar cicilan hutang yang pertama dan cicilan hutang yang kedua. Inilah awal bencana kasus terlilit hutang.
  2. Utamakan melunasi pinjaman sebelum pengeluaran lainnya. Kalau punya hutang, ditahan dulu keperluan-keperluan lain. Kalau perlu, dibicarakan dengan keluarga di Indonesia. Disampaikan kepada mereka, bahwa kita punya hutang di Hong Kong dan harus fokus melunasinya terlebih dulu. Sebagai konsekuensi, kirim uangnya ke kampung dikurangi. Kalau tidak terkontrol, bisa mengalami pemecatan kerja di Hong Kong dan bisa mengakibatkan situasi yang lebih buruk.
  3. Buat daftar hutang dan menentukan prioritas pembayarannya. Ada yang saking banyak hutangya, dia tidak tau hutangnya berapa dan di mana saja.
  4. Kurangi pengeluaran secara realistis. Jangan lagi memanjakan diri. prioritas utama melunasi hutang. Bahkan, jika ada barang yang bisa dijual, djual dulu untuk melunasi hutang.
  5. Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya. Enrich mempunyai financial consultant yang bisa membantu teman-teman membuat perencanaan keuangan secara gratis.
  6. JIka pelru, bicarakan dengan peminjam uang, untuk melakukan restrukturisasi hutang. Sehingga, jumlah cicilan bulanannya bisa dikurangi. Sebagai konsekuensi, termin atau waktu pembayarannya dipepranjang. Itu lebih baik daripada tidak bisa menyicil hutang sama sekali karena tidak mampu membayarnya.

Oleh Medya Putri, Trainer dan Konsultan Keuangan Enrich, disampaikan pada acara talkshow serial online “Bijak Megelola Keuangan”, Sabtu, 27 Maret 2021.

>>>Ikuti serial talkshow online bertajuk “Bijak Mengelola Keuangan” dengan tema-tema lainnya, setiap Sabtu malam, 3 April 2021, LIVE di Facebook page Dompet Dhuafa Hong Kong.

Baca juga:

×