CAUSEWAY BAY | HONG KONG ā Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) mengadakan program Sekolah Daiyah Ulil Albab. Kegiatan berupa kursus singkat belajar menjadi pendakwah dan bertujuan mencetak juru dakwah dari kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong ini dilaksanakan selama tiga bulan, Februari hingga April 2019, di kantor DDHK di Causeway Bay.
Kami akan menyajikan tulisan bersambung berisi ringkasan materi yang disampaikan para narasumber di acara Sekolah Daiyah tersebut, dengan tema āBekal untuk Calon Pendakwahā. Semoga bermanfaat!
Pada Ahad (10/3/2019), Ustadz Arief Wahyudi, Direktur Indonesian Muslim Association in Hong Kong (IMAH), berbagi pengalaman dan suka-dukanya melakukan kegiatan Daāwah Street setiap hari Sabtu di daerah Tsim Sha Tsui kepada peserta Sekolah Daiyah. Pria yang biasa disapa Ustadz Didi ini menyampaikan, upaya-upaya dakwah harus terus dilakukan dengan berbagai cara yang baik dan kreatif.
āDalam melakukan Daāwah Street, kadang saya diabaikan orang dan dicuekin. Jangan pernah putus asa dalam berdakwah,ā kata Ustadz Didi pada pertemuan keenam Sekolah Daiyah tersebut.
Sebab, ungkapnya, hidayah dapat diperoleh seseorang dari dua cara. Yakni, berupa irsyad atau hasil usaha, dan berupa taufik yang merupakan anugerah dari Allah Taāala.
Ia mengungkapkan, ada beberapa golongan yang bisa menjadi sasaran atau target dakwah. Diantaranya, orang yang tidak percaya adanya Tuhan atau ateis, orang yang percaya adanya Tuhan namun tidak memiliki agama atau agnostik, orang yang sudah memeluk agama lain dan tidak mengenal Islam.
Dakwah juga dapat dilakukan dengan pemeluk Islam sebagai sasarannya. āAgar mereka semakin mengenal Islam dan semakin mendekat kepada Allah,ā ujar Ustadz Didi.
Di pengujung pertemuan di Sekolah Daiyah, Ustadz Didi membagikan Alqurāan dengan terjemahan dalam Bahasa Kantonnis. āGunakan ini untuk bekal berdakwah kepada orang Hong Kong,ā ujarnya. [Ida Royani/Puji Mulyani]
Bersambung⦠(Bekal untuk Calon Pendakwah (4))




