Tuntut Penghapusan Live In Rule, Buruh Migran Hong Kong Gelar Aksi Demo

DDHK News, Hong Kong – Sejumlah buruh migran yang menamakan diri “Justice for Erwiana and Migrant Domestic Workers Committee” menggelar aksi demonstrasi, Kamis (23/1), guna menuntut penghapusan aturan “tinggal di rumah majikan” (live in rule).

Massa demonstran mendatangi Labour Department di Central. Mereka menilai, peraturan itu diskriminatif dan rentan pelecehan sekaligus penganiayaan, seperti yang terjadi pada Erwiana Sulistyaningsih.

“Kami menuntut penghapusan Live-In Rule. Kami meminta kepala ketenagakerjaan Hong Kong untuk melihat permasalahan akibat peraturan Live-In,” seru Eman Villneuva dari Asian Migrants Coordinating Body di depan kantor Labour di Pier Road, Central.

“Buruh migran selalu menjadi korban kekerasan dan penganiayaan, baik secara verbal maupun secara fisik dan itu sangat mengganggu psikis kami,” lanjutnya.

“Semua orang tahu bahwa pekerja tinggal serumah dengan majikan kemungkinan  mendapatkan perlakuan diskriminatif. Pelecehan dan kekerasan selalu terjadi. Untuk kami menuntut Matthew Cheung (Labour Secretary) untuk melihat masalah ini secara jelas dan segera menghapus Live-In Rule sekarang.”

Aksi demontrasi diikuti oleh Filipino Migrants Worker’s Union, Asia Pasific Mission for Migrants, dan International Migrant Alliance.

Hong Kong Labour Secretary, Matthew Cheung, menolak buruh migran tinggal di luar rumah majikan. Cheung menganggap kasus Erwiana hanya masalah pribadi antara majikan dan pembantu.

Namun, menurut pernyataan reporter khusus UN, Francois Crepeau, tinggal serumah dengan majikan adalah diskriminasi nyata dan itu sangat rentan pelecehan dan penganiayaan, baik secara serbal maupun fisik.

“Seharusnya mereka tidak terkurung oleh peraturan Live-In supaya tidak terjadi kasus seperti kasus Erwiana,” katanya Rabu lalu.

Kasus Erwiana mencuat ke dunia international. Majikan perempuannya, Law Wan-tung, 44 tahun, diharuskan membayar denda dan jaminan sebesar 1 juta HKD untuk menjadi tahanan luar dan wajib lapor setiap hari. Law Wan-tung akan kembali disidang 25 Maret 2014. (Titie W/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*

PROTEST. Members of the Justice for Erwiana and Migrant Domestic Workers Committee staged a rally accusing the government of enacting policies that expose foreign domestic workers (FDWs) to abuse. Photo from Daisy CL Mandap. (Rappler.com)

 


Exit mobile version