DDHK News, Hong Kong — Ratusan TKI atau Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong menggelar aksi solidaritas untuk Kartika Puspitasari, , Ahad ( 25/5 ) di depan Gedung Konsulat Jendral Republik Indonesia Hongkong.
Aksi demo dilakukan menyusul keputusan pengadilan Hong Kong yang membebaskan majikan Kartika dari dakwaan pidana pelanggaran hukum perburuhan. Para BMI meminta KJRI Hong Kong tidak tinggal diam.
Massa menilai, kekalahan Kartika di pengadilan akan berpengaruh pada persidangan keuangannya. Kartika menuntut hak-haknya kepada majikan, berupa gaji dan libur serta hak-hak lain yang belum dibayar.
Persidangan keuangan dijadwalkan akan digelar di pengadilan Labour Tribunal Hong Kong pada 9-13 Juni 2014.
Kartika adalah BMI Hong Kong korban penyekapan dan penganiayaan serius. Ia telah bekerja di majikannya selama 22 bulan. Selama itu pula dia tidak pernah digaji dan diberi libur.
Atas dakwaan penganiayaan, kedua majikan dinyatakan bersalah dan dipenjara 5.5 tahun (Perempuan) dan 3.3 tahun (laki-laki).
Aksi yang digelar “JBMI-Komite Keadilan Untuk Erwiana dan Seluruh PRT Migran” ini menuntut KJRI Hong Kong sebagai pihak yang menangani Kasus Kartika untuk memberi penjelasan publik apa yang terjadi dengan kasus Kartika.
Massa juga menminta naik banding kekalahan kasus Kartika yang bisa dilakukan dalam 14 hari setelah putusan pengadilan berdasarkan hukum Hong Kong. (Amy Utamy/ddhongkong.org).*
