Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap penipuan online menyusul sekitar 170 laporan pemerasan bermodus “obrolan telanjang” dan penipuan kencan berbayar tahun ini. Dalam unggahan laman Facebook CyberDefender, Senin (23/6/2025), polisi Hong Kong mengatakan penipuan ini telah mengakibatkan kerugian melebihi HK$4,5 juta, dengan sekitar 30 persen korban adalah pelajar.
“Kepolisian mengatakan sebagian besar korban dibujuk untuk mengobrol dalam keadaan telanjang atau dibujuk untuk mengirim foto telanjang dan kemudian dipaksa membayar sejumlah uang uang untuk mencegah kebocoran gambar (dengan ancaman foto-foto telanjangnya akan diviralkan),” demikian dilansir RTHK.
Dalam kasus lain, petugas kepolisian mengatakan bahwa korban menanggapi tawaran kencan berbayar, yaitu pengaturan yang menjanjikan pembayaran untuk layanan pendampingan atau seksual, di mana mereka kemudian ditipu untuk membeli kartu prabayar atau mentransfer uang sebagai “deposito”, yang mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Polisi sangat menyarankan kaum muda untuk sangat berhati-hati saat berinteraksi dengan orang asing secara daring. Mereka menekankan pentingnya untuk tidak pernah membagikan rincian pribadi atau keluarga dan menolak permintaan pembayaran atau penyetoran sembarangan.
Kasus-kasus serupa juga kerap menimpa kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Kerugiannya pun mencapai hingga puluhan ribu dolar. Sebab, di bawah ancaman foto-fotonya akan disebarluaskan di media sosial, para korban akhirnya menuruti kemauan pelaku unntuk mentransfer uang secara bertahap. Namun kebanyakan mereka tidak melapor ke polisi.