Tiga pemuka agama Ibrahimi dari berbagai negara mendesak agar Israel segera melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang di Gaza, Palestina. Desakan itu mereka sampaikan saat konferensi pers virtual yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada hari ini, Selasa (9/9/2025).
“Kami mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata segera dan berkelanjutan guna mengakhiri pembunuhan dan melindungi semua warga sipil tanpa perbedaan,” kata Pendeta Gereja Khandallah Presbyterian Wellington Selandia Baru, Reverend Ryhan Prasad, saat membacakan surat untuk Israel, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Abrahamic religion atau agama Ibrahimi merupakan sebutan teoritis untuk agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Surat untuk Israel atau Abrahamic Plea to Israel adalah bentuk keprihatinan moral dan spiritual yang mendalam terkait situasi di Gaza dari para pemuka agama tersebut.
Dalam konferensi pers ini, hadir pula Rabi Yahudi Amerika Serikat Eliot Baskin dan pemuka agama Islam dari Elsedeaq Islamic Society Melbourne Australia Imam Alaa Elzokm. Di kesempatan tersebut, Elzokm mengatakan surat ini juga menjadi seruan kemanusiaan untuk seluruh umat manusia di dunia terlepas dari keyakinan mereka.
“Kita berada di tahun 2025, ketika kita seharusnya tak melihat kelaparan anak-anak terjadi di depan mata kita. Kita berada di zaman yang sangat modern, ketika kita menyerukan persaudaraan,” ujar Elzokm.
Elzkom juga menyerukan kepada pemerintah, umat beragama, dan berbagai lapisan masyarakat untuk mendukung permohonan ini. “Untuk berdiri bersama dengan pernyataan ini, sehingga kita bisa membiarkan bantuan masuk Gaza, kita bisa membangun perdamaian,” kata dia.
“Dan kita akhiri perang, kita bersama-sama mencapai perdamaian di Timur Tengah,” ujarnya.
Baskin juga menggemakan nada serupa. Ia menyerukan perdamaian adalah solusi di Timur Tengah. “Ini [perdamaian] sesuatu yang sangat dibutuhkan wilayah ini dan sangat dibutuhkan saat ini,” kata dia.