Observatorium Hong Kong memprediksi siklon tropis mungkin bergerak mendekati Hong Kong sekitar 13 Juni. Pengawas cuaca Negeri Beton memperkirakan area bertekanan rendah yang luas akan terbentuk di dekat Luzon selama akhir pekan dan awal minggu depan, meskipun intensitas dan jalurnya masih sangat tidak pasti.
Sistem tersebut dapat memasuki Laut Cina Selatan dan bergerak menuju Cina selatan pada pertengahan hingga akhir minggu depan, atau mungkin berbelok menuju Taiwan di Pasifik Barat Laut.
“Menurut model kecerdasan buatan Pangu milik Observatorium, siklon tropis tersebut diperkirakan akan terbentuk di Laut Cina Selatan sekitar awal minggu depan (10 Juni) dan secara bertahap bergerak ke utara, mendekati Hong Kong pada Jumat depan (13 Juni). Model AI lain, Fuxi, menunjukkan lintasan yang sama tetapi memprediksi sistem yang lebih lemah dan lebih longgar, yang juga mendekati kota tersebut sekitar tanggal 13 Juni,” demikian dilansir The Standard, Jumat (6/6/2025).
Namun, prakiraan dari Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa dan Sistem Prakiraan Global AS berbeda secara signifikan, yang menunjukkan bahwa siklon tersebut dapat menghantam Taiwan antara Rabu dan Kamis mendatang, bukan Hong Kong. Sementara itu, prakiraan sembilan hari dari Observatorium menunjukkan bahwa angin timur yang memengaruhi pantai Guangdong akan beralih ke aliran selatan dalam satu atau dua hari ke depan.
Di bawah pengaruh antisiklon udara atas, Tiongkok selatan akan mengalami cuaca yang umumnya cerah dan panas selama akhir pekan dan awal minggu depan. Dari tanggal 12 hingga 14 Juni, kondisi diperkirakan akan berubah menjadi sebagian besar berawan dengan hujan yang tersebar dan badai petir yang terisolasi.
Dapat Berkembang Menjadi Badai Tropis
Observatorium Hong Kong telah memperingatkan bahwa area tekanan rendah yang luas di dekat Luzon diperkirakan akan meningkat selama akhir pekan dan awal minggu depan. “Jika menguat menjadi badai tropis, badai ini bisa menjadi siklon tropis pertama tahun ini di Pasifik Barat Laut dan Laut Cina Selatan, yang diberi nama ‘Wutip’, yang berarti kupu-kupu,” tulis The Standard.
Dalam blog cuaca terbarunya, Observatorium mencatat bahwa perkembangan dan pergerakan sistem tersebut masih sangat tidak pasti. Ada dua kemungkinan skenario: daerah bertekanan rendah dapat memasuki Laut Cina Selatan dan bergerak menuju pantai Cina selatan pada pertengahan hingga akhir minggu depan, atau dapat bergeser arah ke Taiwan di Pasifik Barat Laut, kata pengawas cuaca. Saat ini, kedua kemungkinan tersebut dianggap sama-sama mungkin.
Observatorium menekankan bahwa kondisi cuaca di Hong Kong mulai pertengahan minggu dan seterusnya akan bergantung pada jalur dan intensitas sistem tersebut. Warga yang merencanakan kegiatan luar ruangan disarankan untuk selalu mengikuti prakiraan cuaca terbaru.