Israel Terus Hapus Identitas Palestina di Al-Quds

Israel terus berupaya menghapus identitas Palestina dan Islam di Al-Quds (Yerusalem) untuk memuluskan jalan menjadikan kota suci umat Islam itu sebagai ibukota negara Yahudi.

Selain terus merobohkan rumah warga Palestina, menggali terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha yang akan meruntuhkan masjid suci itu, Israel juga menutup lembaga-lembaga Palestina. Pada Ahad (29/1) Israel menutup dua yayasan Palestina selama 30 hari. Kedua yayasan itu milik Islamic Club dan Organisasi Sosial Silwan. Alasan Israel, keduanya didanai oleh gerakan Hamas dan melaksanakan “aktivitas mengatasnamakan gerakan”.

Yayasan Al-Maqdisi menilai langkah penutupan itu dan yang terjadi sebelumnya selama tahun 2011, terjadi pada puluhan lembaga dan yayasan Palestina di Al-Quds, sebagai bagian dari kebijakan yang dilaksanakan sejak tahun 1967 hingga sekarang. Kebijakan penghapusan identitas Palestina dan yayasan-yayasannya dimulai dengan penutupan pemerintah kota Arab di al Quds (amanat ibukota) tahun 1967, disusul penutupan 35 yayasan dan organisasi masyarakat sipil dari berbagai bentuk sampai tahun 1986.

Yayasan Al-Maqdisi menambahkan, terjadi peningkatan pelanggaran dan pembatasan kebebasan kegiatas swasta dan sipil. Saat meletus intifadhah kedua tahun 2000, Israel menutup lembaga-lembaga masyarakat sipil di berbagai bidang pemberdayaan dan bantuan. Sejak 1995 hingga November 2011 Israel sudah menutup 53 yayasan Palestina.

Organisasi pembela HAM dunia, Human Rights Watch (HRW), meminta pemerintah Israel untuk menghentikan penghancuran secara represif terhadap rumah-rumah Palestina dan memberikan ganti rugi kepada mereka yang ditelantarkan tanpa tempat tinggal hingga sekarang.

Otoritas penjajah Zionis Israel telah mengkibatkan terlantarnya anak-anak dan kaum wanita di tempat-tempat terbuka dan dingin akibat penghancuran rumah-rumah dan barak-barak mereka. (Mel/Info Palestina/ddhongkong.org).*

Exit mobile version