Adab Masuk Toilet

DDHK.ORG — Apabila engkau mau masuk ke dalam toilet atau kamar mandi untuk menunaikan hajatmu maka dahulukanlah kakimu yang kiri, dan ketika engkau keluar dari toilet maka dahulukan kakimu yang kanan. Janganlah engkau membawa sesuatu yang ada padanya tulisan nama Allah dan Rasul-Rasul-Nya. Jangan pula engkau masuk ke dalam toilet dengan keadaan tidak menutup kepala atau tidak beralas kaki.

Dan bacalah ketika hendak masuk ke dalam toilet doa:

Artinya: “Dengan nama Allah aku berlindung dengan Allah dari kekotoran najis yang keji yang jahat lagi suka menyuruh orang lain membuat kejahatan, yaitu syaitan yang terkutuk.”

Dan ketika engkau keluar dari toilet hendaklah engkau baca:

Artinya: “Ya Allah berikan keampunan kepadaku. Segala puji bagi Allah yang menghilangkan dariku barang yang menyakiti aku dan mengekalkan di dalam badanku barang yang memberi manfaat untukku.”

Dan sebaiknya hendaklah engkau siapkan segala yang engkau perlukan untuk beristinjak sebelum engkau buang hajat. Jangan engkau beristinjak dengan air di tempat buang hajat. Hendaklah engkau beristibrak dari air kencing dengan cara engkau berdehem-dehem dan mengurutkan jari di bawah kemaluanmu tiga kali.

Jika engkau mau beristinjak sedangkan engkau berada di tengah tanah lapang maka hendaklah engkau mencari tempat yang jauh dari pandangan orang ramai (supaya tidak tercium baunya dan tidak didengar bunyinya). Hendaklah engkau menghadap kepada suatu yang dapat engkau jadikan dinding di hadapanmu. Janganlah engkau membuka auratmu sebelum engkau sampai ke tempat duduk. Jangan engkau menghadap ke arah qiblat, matahari, dan bulan. Janganlah pula engkau membelakanginya.

Janganlah engkau buang hajat di dalam air yang tenang atau di bawah pohon yang berbuah. Jangan pula di dalam lubang.

Jauhilah kencing di atas tanah yang keras atau di tempat bertiup angin karena dikuatirkan engkau akan terkena percikannya, seperti sabda Rasulullah S.A.W.: “Sesungguhnya kebanyakan siksa kubur adalah berasal darinya” (yakni dari sebab tidak berhati-hati dalam bersuci dari najis). [Hadis riwayat Ad Daraquthni daripada Anas R.A]

Dan hendaklah engkau duduk ketika buang hajat itu dengan memberatkan sebelah kakimu yang kiri (supaya lebih mudah keluar najis). Janganlah engkau kencing di dalam keadaan berdiri kecuali ketika darurat. Himpunkanlah di dalam istinjak itu antara menggunakan batu (boleh diganti dengan kertas tisu) dan air.

Jikalau engkau hanya mau menggunakan salah satu di antara dua perkara ini maka hendaklah engkau memilih untuk menggunakan air karena itu lebih afdhal. Apabila engkau mau menggunakan batu saja maka carilah tiga biji batu yang suci yang dapat menyerapkan (menyucikan dan mengeringkan) najis, maka engkau usap dengan batu itu akan tempat keluar najis sekiranya tidak menyebabkan najis itu menyebar ke tempat lain.

Begitu pula hendaklah engkau usapkan kemaluanmu dengan tiga kali usapan dari sebiji batu. [Maksudnya menggunakan sebiji batu yang agak besar yang boleh digunakan

tiga penjuru darinya tetapi kalau batu itu kecil maka perlu menggunakan tiga biji batu]. Jikalau belum terasa bersih dengan tiga biji batu maka hendaklah engkau sempumakan istinjakmu dengan lima biji batu atau tujuh biji sehingga jadi suci tempat keluar najis itu. Bilangan batu itu disunatkan ganjil.

Menyucikan tempat keluar najis itu hukumnya wajib. Janganlah engkau beristinjak dengan tangan kanan.

Hendaklah engkau membaca doa setelah selesai istinjak:

Artinya : “Ya Allah! Sucikanlah hatiku dari sifat munafik, dan peliharakanlah kemaluanku dari kejahatan (seperti zina).”

Hendaklah engkau menggosokkan tanganmu dengan tanah atau dinding (atau dengan sabun) setelah selesai istinjak. Kemudian, engkau membasuh tanganmu itu.

>>[Dinukil dari buku terjemahan kitab Bidayatul Hidayah/Permulaan Jalan Hidayah karya Al Imam Hujjatul Islam Al Ghazali r.a] [DDHK News]
Exit mobile version