Ulama dan Pendidik Islam Raih Penghargaan Tahunan

Sejumlah ulama, para pelaku pendidikan agama Islam meraih penghargaan tahunan dari Kementerian Agama. Selain itu, juga termasuk mereka yang berkiprah di pondok pesantren dan madrasah, sera guru agama di sekolah umum

“Alhamdulillah, ini merupakan cambuk bagi kami untuk terus berkarya bagi bangsa,” ujar KH Masyhuri Mughni, pengasuh Pontren Benda Brebes, Jawa Tengah, salah satu peraih penghargaan tersebut.

Hal sama dikemukakan KH Azis Mashuri, Pengasuh Pondok Pesantren Aziziyah Jombang, Jawa Timur dan KH Mahrus Amin, pengasuh Pontren Darun Najah Jakarta. Mereka menyatakan bersyukur ada instansi yang memiliki perhatian besar pada pembangunan bidang agama dan pendidikan.

“Kami berharap dengan penghargaan ini dapat lebih memotivasi kita untuk lebih menggores prestasi,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali pada malam Apresiasi Bidang Pendidikan Islam di Jakarta, Minggu (2/1) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Menag didampingi Sekjen Kemenag Bahrul Hayat dan Dirjen Pendidikan Islam Mohammad Ali secara langsung memberikan piagam kepada para penerima penghargaan tidak kurang dari 90 orang, antara lain KH Azis Mashuri, Pengasuh Pondok Pesantren Aziziyah Jombang, Jawa Timur; dan KH Mahrus Amin, pengasuh Pontren Darun Najah Jakarta; serta KH Masyhuri Mughni, pengasuh Pontren Benda Brebes, Jawa Tengah.

Menag menyebutkan, banyak pihak yang salah paham bahwa Kementerian Agama hanya mengelola haji. Padahal dari sisi APBN, anggaran haji lebih kecil dibanding anggaran pendidikan di lingkungan Kemenag sebesar Rp 27 triliun.

“Dari komentar di masyarakat tentang penyelenggaraan haji, seakan-akan Kementerian Agama tidak memiliki fungsi lain kecuali haji. Kita perlu ingatkan kementerian ini mengelola pendidikan dengan anggaran besar dan saya yakin dari tahun ke tahun naik,” kata Menag.

Dia mengatakan, sebagai bagian dari pendidikan agama dan keagamaan, Pendidikan Islam dengan berbagai variannya sudah melembaga dan bahkan mengakar pada masyarakat di negeri ini. Peran dan kontribusi masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan Islam sangat besar.

“Oleh karena itu, tugas negara melalui kementerian kita ini adalah melakukan fasilitasi dan member penguatan lebih lanjut agar pendidikan Islam makin maju sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman,” tuturnya.

Tingkatkan Anggaran
Dalam konteks ini, tutur Menag, kita mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dalam porsi yang sangat besar pada APBN Kemenag, dan setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

“Dengan demikian, dalam kesempatan yang sangat baik ini saya menyerukan kepada segenap jajaran Kementerian Agama, terutama yang menangani bidang pendidikan, khususnya lagi Pendidikan Islam, agar terus meningkatkan mutu layanannya, serta mengemban amanah yang besar itu dengan jujur, profesional, penuh rasa tanggung jawab dan akuntabel,” kata Menag.

Dia juga berharap, dengan anggaran pendidikan yang semakin meningkat maka diharapkan kualitas pendidikan juga meningkat, selaras dengan usia Kementerian Agama yang sudah mencapai 65 tahun sebagai usia yang memiliki kematangan dalam mengawal masyarakat, khususnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, mandiri, sejahtera lahir dan batin.

Kepada para guru agama, Menag mengimbau agar melakukan terobosan di sekolah masing-masing dengan menambah jam pelajaran agama secara ekstrakurikuler. (Suara Karya Online).*

Exit mobile version