Ujian Hidup Tunjukkan kepada Saya: “Cinta Ibu Sepanjang Masa”

LO WU | HONG KONG – Inilah kisah hidup saya. Kisah hidup seseorang yang berasal dari kelurga yang broken home. Kisah hidup seorang anak yang lama sekali hidup tanpa dinaungi kasih sayang dari kedua orang tua.

Ya, saya memang tidak seberuntung teman-teman di luaran sana.

Sejak kecil saya ditinggal oleh kedua orng tua yang sibuk dengan kehidupan meeka masing-masing. Saya pun mencari jalan hidup saya sendiri. Memang benar, jika salah berteman kita akan salah jalan dan tersesat. Pergaulan  bebas telah membawa saya mengenal narkoba.

Namanya juga hidup. Pasti ada lika-likunya. Pasti ada masalah dan ujian yang menyertainya. Namun di setiap masalah hidup selalu ada hikmah yang kita bisa petik.

Hikmah kehidupan juga yang diambil oleh ibu saya, dari hasil penyesalannya. Setelah saya mengalami masalah dan kemudian ditangkap di Imigrasi Hong Kong, ibu saya mulai sadar dan mengakui kelalaian dalam mendidik saya sejak kecil. Ibu saya, yang sebelumnya sangat jarang shalat dan tidak begitu taat dalam menjalani kewajiban, berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik: sering mengaji dan berkumpul dengan orang-orang shaleh.

Bahagia, sedih, dan haru beraduk menjadi satu di benak saya. Di saat saya mendapatkan cobaan dan ujian seperti ini, ibu saya sadar dan beliau bahkan bersedia menggantikan posisi saya sebagai tahanan Hong Kong. Tapi apalah daya, hukuman harus tetap saya sendiri yang menjalani, karena ini adalah perbuatan saya.

Memang benar, di saat sakit dan menderita seperti yang saat ini saya alami, di saat kita berada di masa-masa sulit, yang nomor satu tetaplah Allah Ta’ala dan ibu kita. Cinta seorang ibu tidak pernah putus sepanjang masa. Meskipun hubungan yang rumit dan pahit harus ia jalani bersama pasangannya, namun cinta ibu ke anaknya tidak pernah musnah ditelan masa, apalagi pudar.

Saya U. Sekarang sedang mengalami cobaan: tidak bisa hidup layaknya melihat manusia yang bebas. Saya harus menjalani penahanan karena ulah saya, melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, negara, bahkan aturan seluruh dunia. Sayangnya, saya menyadari semua itu setelah menjadi tahanan di penjara Lo Wu, Hong Kong.

Saya divonis tahanan 9 tahun penjara. Saya sudah menjalani masa tahanan 6 tahun. Kurang 3 tahun lagi bagi saya untuk bebas. Tepatnya, tahun 2023.

Selama di dalam penjara adalah pengalaman yang luar biasa baik dan positif bagi saya dan banyak teman di sini. Di dalam penjara saya bisa belajar menjahit, seperti menjahit baju buat operasi dokter, pasien, dan baju rompi buat polisi. Dari hasil menjahit, saya dibayar HK$9 per hari. Jadi, dalam sebulan sekitar HK$270. Alhamdulillah, bisa buat beli pulsa untuk telepon ibu di Indonesia.

Saya mau menyampaikan terima kasih saya ke teman-teman dari Dompet Dhuafa Hong Kong dan para pekerja migran Indonesia yang sudah mau dengan suka rela memberikan semangat kepada kami, khususnya saya. Semoga kita semua tetap sehat dan selalu murah rizkinya. Aamiinn.*

Exit mobile version