TKI Hong Kong Kecam Pejabat KJRI

Penderitaan yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI)  di Hong Kong membuat mereka melakukan unjuk rasa terhadap pejabat Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Ahad (10/10), di East Point Road, Causeway Bay. Lebih dari 700 TKI bergabung dalam aksi solidaritas mengecam pejabat KJRI di Hong Kong.

Akibat aksi para TKI, jalan yang terletak di depan Sogo tersebut padat oleh TKI/BMI. Massa berkumpul pukul 14.00 waktu Hong Kong,dengan membawa spanduk dan meneriakkan yel-yel yang berisi kecaman terhadap pejabat KJRI Hong kong.

Pukul 14.30 waktu setempat, masa bergerak menuju depan KJRI,yang terletak di Keswick street,200 meter dari East Point Road.

Dalam aksinya, para TKI  menuntut kinerja pemerintah yang dinilai mengecewakan. Mereka juga meminta pejabat KJRI  bisa cerdas agar bisa memperjuangkan hak-haknya.

Menurut pantauan hidayatullah.com di lokasi, aksi  ini dilatarbelakangi oleh kemarahan TKI terhadap KJRI karena dinilai enggan membayar biaya kepada agen sebesar HKD 21.000. TKI dinilai harus menerima teror dari bank dan agen, sementara saat mengadu kepada KJRI justru tak mendapat pembelaan.

Mereka menilai, KJRI sering menyalahkan TKI.

”Saya awal-awal datang ke Hong Kong telah dibodohi agen, hanya mendapat gaji HKD1800. Padahal, seharusnya upah minimum di Hong Kong adalah HKD 3850. Itupun terlebih dahulu saya harus merelakan tujuh bulan gaji saya di serahkan ke agen. Kemudian setelah selesai kontrak dua tahun, saya mencari kerja lagi dan mendapat upah HKD2500. Juga harus membayar ke agen selama lima bulan gaji,” ujar  TKI bernama Rian kepada hidayatullah.com.

Rian mengaku, setelah masa lima bulan ia setorkan gajinya ke agen, tapi justru majikan mem-PHK nya. Ketika ia  mengadu ke KJRI, justru  angkat tangan. “Sungguh mengecewakan,untuk apa pejabat KJRI di tempatkan di luar negeri jika tidak bisa menolong warganya,” ujar wanita asal Jawa Timur ini.

“Saya justru mendapat pertolongan untuk menyelesaikan kasus saya melalui aliansi yang didirikan dan di kelola teman-teman TKI. Maka dari itu saya memutuskan untuk selalu ikut aksi demo seperti ini, dan terus mengajak TKI lain agar lebih cerdas menyikapi kezaliman agen,” lanjutnya berapi-api.

TKI lain bernama Kiki, saat di temui hidayatullah.com di tempat aksi, ia menuturkan alasannya bergabung dalam demo siang itu.

”Kita melakukan aksi untuk menuntut pemerintah Indonesia agar meringankan biaya penempatan TKI. Karena kemiskinan kami terpaksa menjadi TKI, tapi pemerintah justru tega menjadikan kami sebagai sapi perah. Kewajiban kami harus dilakukan, tapi hak-hak kami dirampas,” ujarnya.

Seorang warga negara Hong Kong yang bernama Doris, ikut memberikan dukungan terhadap aksi yang di lakukan TKI siang itu. Dengan membawa dua anaknya yang masih berumur 6 dan 8 tahun, Doris memberikan motivasi kepada TKI yang bergabung dalam demo tersebut. [hidayatullah.com]

Exit mobile version