Dalam konferensi pers itu ia mengatakan, dalam sebuah pertandingan penting ia berdoa sesuai dengan agamanya yang dulu dan doanya dikabulkan. Namun, dalam pertandingan selanjutnya, ia merasakan doa-doanya tidak dikabulkan. “Nothing happened! Tidak terjadi apa-apa,” katanya.
Tim Tebow menjadi berita nasional di Amerika Serikat selama musim kedua di NFL. Ia memimpin timnya dengan enam kemenangan berturut-turut –seringkali dalam mode spektakuler, datang-dari-belakang.
Setelah masuk Islam, Tim Tebow mengubah namanya. “Mulai sekarang, saya akan dipanggil Faruque Al-Shabaz,” ujar mantan pemenang Kejuaraan Nasional University of Florida Gator itu.
Spekulasi muncul tentang motif Al-Shabaz yang terkesan tiba-tiba masuk Islam bahwa ia ingin berubah ke arah yang lebih baik dan menjadi “icon” tersendiri di American Football. Ia mengikuti jejak olahragawan kenamaan sebelumnya yang juga masuk Islam, seperti petinju Cassius Clay (Muhammad Ali) dan pemain basket NBA Ferdinand Alcindor (Kareem Abdul-Jabbar).
“Kami sudah melihat itu sebelumnya,” kata Al-Shabaz. “Ferdinand Alcindor menjadi Kareem Abdul-Jabbar –pemain yang memimpin pencetak skor di NBA. Cassius Clay masuk Islam dan sekarang nama Muhammad Ali identik dengan olahraga tinju.”
“Tampaknya jelas bagi saya, ” imbuh Al-Shabaz. “Islam adalah bagaimana pemenang beribadah.”
Konferensi pers Al-Shabaz sempat terhenti, padahal banyak wartawan masih punya banyak pertanyaan, karena ia harus melaksanakan shalat. Usai shalat ia melanjutkan konferensi pers dan menutupnya dengan salam Islam: Assalamu’alaikum! (Mel/Crystalair.com/ddhongkong.org).*
