Struktur Organisasi

DEWAN DIREKSI DOMPET DHUAFA HONG KONG

Medya Putri

Lahir dan dibesarkan di daerah terpencil di Riau, tempat orang tuanya bekerja di perusahaan minyak. Nasib membawanya kuliah ke ibukota di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jurusan Akuntansi.

Sempat bekerja di perusahaan multinasional sebelum pindah ke Hong Kong bersama keluarganya. Di Hong Kong, Medya menyibukkan diri dengan aktivitas yang banyak berhubungan dengan Pekerja Migran Indonesia. Selain sharing tentang keagamaan dan bergabung dengan pengajian ibu-ibu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong, Medya juga sempat menjadi anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) tahun 2019.

Saat ini aktif menjadi staf pengajar di sebuah Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pelatihan keuangan dan pemberdayaan diri untuk para pekerja migran di Hong Kong. Medya percaya, dengan memberikan kesempatan belajarlah kita bisa mengubah nasib menjadi lebih baik.

Menjadi salah satu anggota Board of Directors dari sebuah Lembaga swadaya masyarakat ternama dan berkembang baik seperti Dompet Dhuafa Hong Kong adalah suatu kehormatan dan kesempatan yang baik bagi Medya untuk bisa lebih memanfaatkan waktu dan pikirannya menjadi lebih berharga.

Arifina Suhartoyo

Seorang ibu pekerja yang ceria tapi pemalu. Membagi waktu antara jadwal terbang dan pekerjaan rumah, perempuan yang berprofesi sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan asal Hong Kong ini sangat menikmati setiap menit peran dan tugas-tugas yang harus dijalaninya.

Sarjana Sejarah Universitas Indonesia (1989-1994) yang suka membaca dan belajar hal-hal baru ini telah tinggal di Hong Kong selama lebih dari 25 tahun, sejak 1996.

Sebelum menjadi pramugari, Arifina sempat menjadi peneliti di almamaternya (1993-1996). Ia juga pernah mengajar sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1994-1996).

Kegiatan sosial tidak luput dari aktivitas Arifina. Saat ini ia tercatat sebagai anggota grup muslimah Indonesia di Hong Kong dan Tung Chung. Arifina juga aktif sebagai anggota Serikat Pramugari Cathay Pasifik Airlines dan anggota Ikatan Alumni Universitas Indonesia di Hong Kong.

GENERAL MANAGER

Muhammad Imam Baihaqi

Lahir di Pekalongan, 17 Oktober 1986. Lulusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro ini pernah mengikuti program Management Trainee di Tjiwi Kimia Sinarmas Pulp and Paper di Mojokerto selama 6 bulan pada tahun 2010.

Kecintaannya pada dunia sosial membawanya untuk berkarier di Dompet Dhuafa, sejak awal tahun 2011. Berawal sebagai Staf Program Sosial dan Staf Fundraising, Imam juga sempat dipercaya sebagai Koordinator Mitra Pengelola Zakat se Jawa.

Ketekunan dan loyalitasnya membawa Imam dipercaya menjadi Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten (2013-2014) dan Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah (2014-2018). Sejak 2018, Imam menjabat sebagai Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Hong Kong.

CORPORATE SECRETARY

Marathon Corporate Services Limited

Marathon Corporate Services Limited (“Perusahaan”) adalah Trust and Company Services Provider (“TCSP”) berlisensi yang terdaftar di Hong Kong (Nomor Lisensi: TC006228) sejak Februari 2019.

Perusahaan aktif di bawah pendaftaran ini, memberikan layanan trust (fidusia) dan layanan kesekretariatan perusahaan seperti pembentukan perusahaan, pendaftaran, dan pengarsipan yang sedang berjalan di bawah Ordninansi Perusahaan atas nama klien kami.

Di Hong Kong, sejak 2018 trust atau penyedia layanan perusahaan harus memiliki lisensi di bawah Anti-Money Laundering and Counter-Terrorist Financing Ordinance (Cap. 615) (“AMLO”).

REDAKTUR PELAKSANA DDHKNews

Abdul Razak

Lahir di Jakarta, 1 Juli 1978. Lulus dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta, pria asli Betawi ini membangun karier di dunia jurnalisme.

Sempat berkarya di dua media di Indonesia selama 6 tahun, takdir membawanya untuk berkarier ke Hong Kong, sejak 7 Maret 2011. Di Negeri Beton, santri lulusan Pondok Pesantren Daar El-Qolam, Banten, ini sempat bekerja di dua media berbahasa Indonesia yang cukup populer di kalangan pekerja migran Indonesia.

Dunia aktivisme dan sosial yang pernah digelutinya di Tanah Air sejak menjadi mahasiswa serta latar belakangnya sebagai santri mendapatkan tempat yang baik untuk dikembangkan saat berkarier di Hong Kong. Selain menjadi jurnalis, Razak juga banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan dakwah, sosial, serta advokasi pekerja migran Indonesia di Hong Kong dan Macau. Dia tercatat pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Hong Kong, serta pendiri dan anggota Board of Directors Hajj Foundation.

Razak juga tercatat sebagai anggota Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu) Hong Kong pada Pemilu 2014. Sedangkan pada Pemilu 2019, dia dipercaya untuk menjadi anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Di Hong Kong, Razak juga pernah bekerja di The Islamic Union of Hong Kong sebagai pekerja dakwah. Selain, juga pernah bekerja di International Social Service (ISS) Hong Kong Branch.

Selain mengemban jabatan sebagai Redaktur Pelaksana ddhk.org, saat ini Razak terlibat aktif dalam membangun kesadaran pekerja migran Indonesia di Hong Kong dan Macau serta memfasilitasi mereka untuk merintis “jalan pulang” ke tanah air dengan memulai usaha yang dijalankan oleh keluarga di kampung halaman selagi mereka masih bekerja di luar negeri.

Setiawan Chogah

Adalah penulis dan kreator digital kelahiran Nagari Atar, Sumatra Barat. Darah Minangkabau yang mengalir di tubuhnya membuat Setiawan tak asing dengan tradisi merantau. Pada 2008, penulis kumpulan cerpen SMS Terakhir ini hijrah ke Banten dan berkarya di negeri yang ia sebut sebagai “Tanah Tempat Cinta Terserak dan Tumbuh.

Tulisan-tulisannya yang kental dengan nuansa lokalitas dapat ditemui dalam buku Berjalan Menembus Batas (Bentang Pustaka, 2012), Gilalova (Gong Publishing, 2010), SMS Terakhir (Penerbit Andi, 2013), Wrangka (Banten Muda Kreasindo, 2018), dan sejumlah antologi lainnya. Buah imajinasinya juga kerap menghiasi sejumlah majalah dan surat kabar seperti Majalah Story, Tabloid Gaul, Tabloid Top Idol Indonesia, Harian Tribun Jabar, Haian Singgalang, Harian Batak Post, Harian Radar Banten, Majalah Sabili, Annida, dan lain-lain.

Setiawan juga pernah menjadi editor pribadi Agnes Davonar dalam karya Bidadari Terakhir (Intibook Publisher, 2013) dan kisah novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada 2015. Pada 2013, ia juga terlibat dalam film pendek Ki Wasyid: Di Balik Jihad Sang Pejuang 1888 besutan sutradara Darwin Mahesa dengan peran sebagai Ki Ismail.

Cintanya terhadap Banten membuat lulusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini betah berkarya di Negeri Jawara. Bersama Irvan Hq dan Rizal Fauzi, ia turut membidani lahirnya media dalam jaringan biem.co dan didapuk sebagai Pemimpin Redaksi pada 2016. Setiawan juga pernah berkarier di bidang filantropi selama lima tahun di Dompet Dhuafa Banten.

Kini, ia meneruskan berkarya sebagai konsultan dan kreator digital bidang pengembangan diri dan finansial, serta mendirikan startup dezain.in. Untuk mengenal Setiawan lebih jauh, dapat dikontak melalui Instagram @setiawanchogah.

Exit mobile version