Sifat Shalat Nabi: Takbirotul Ihrom (Bagian 4)

DDHK.ORG — Praktek shalat yang dilakukan dari zaman nenek moyang kita sampai saat ini umumnya banyak yang menggunakan standar shalat yang dijelaskan oleh madzhab Syafi’iy. Hal ini terjadi sebab mayoritas penduduk Indonesia umumnya bermadzhab Syafi’iy. Para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara tentu saja juga ulama-ulama yang bermadzhab Syafi’iy. Sehingga dengan sendirinya praktek shalat pun berpatokan pada fiqih madzhab Syafi’iy.

Melalui tulisan berseri ini DDHK News memaparkan sifat shalat Nabi Muhammad ﷺ berdasarkan madzhab Syafi’iy, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Ajib, Lc., MA. dalam bukunya “Dalil Shahih Sifat Shalat Nabi Ala Madzhab Syafi’iy”.

Takbirotul Ihrom adalah takbir (Allohu Akbar) yang kita ucapkan pertama kali di awal ketika hendak sholat. Takbir ini hukumnya wajib. Tidak sah shalat seseorang yang tidak mengucapkan takbirotul ihrom.

Adapun takbir lainnya seperti ketika hendak ruku’ dan sujud itu disebut dengan takbir intiqol. Dan, takbir intiqol ini hukumnya sunnah. Bukan sebuah kewajiban yang harus diucapkan.

Dalil pertama: Dalam masalah takbirotul ihrom, madzhab Syafi’iy menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengenai orang yang sholatnya dianggap buruk, bahwa Nabi ﷺ besabda kepadanya: “Jika kamu hendak sholat maka berwudhulah dengan sempurna, kemudian menghadaplah ke kiblat dan kemudian bertakbirlah.” (Hadits riwayat Bukhari & Muslim).

Dalil kedua: Madzhab Syafi’iy juga menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan At Tirmidzi: Dari sahabat Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: “Kunci sholat adalah wudhu, dan permulaan sholat adalah takbir, serta akhir shalat adalah mengucapkan salam. (Hadits riwayat Abu Dawud & At Tirmidzi).

[Bersambung] [DDHKNews]

Exit mobile version