Sifat Shalat Nabi: Isyarat Jari Telunjuk pada Tasyahud dan Membaca Salam Kedua (25)

DDHK.ORG — Praktek shalat yang dilakukan dari zaman nenek moyang kita sampai saat ini umumnya banyak yang menggunakan standar shalat yang dijelaskan oleh madzhab Syafi’iy. Hal ini terjadi sebab mayoritas penduduk Indonesia umumnya bermadzhab Syafi’iy. Para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara tentu saja juga ulama-ulama yang bermadzhab Syafi’iy. Sehingga dengan sendirinya praktek shalat pun berpatokan pada fiqih madzhab Syafi’iy.

Melalui tulisan berseri ini DDHK News memaparkan sifat shalat Nabi Muhammad ﷺ berdasarkan madzhab Syafi’iy, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Ajib, Lc., MA. dalam bukunya “Dalil Shahih Sifat Shalat Nabi Ala Madzhab Syafi’iy”.

***

Isyarat jari telunjuk pada tasyahud

Disunnahkan ketika membaca tasyahud untuk memberi isyarat dengan jari telunjuk. Jari telunjuk ini diangkat ketika mengucapkan kalimat “Illallah” dan tidak digerak-gerakkan hingga akhir.

Dalam hal ini madzhab Syafiiy menggunakan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. “Dari sahabat Ibnu az-Zubair Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi ﷺ ketika shalat memberi isyarat telunjuk dan tidak menggerak-gerakkannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud)

Membaca salam kedua

Salam yang diucapkan ketika menoleh ke kiri hukumnya sunnah. Madzhab Syafi’iy menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan At-Tirmidzi bahwa Nabi ﷺ hanya menyebutkan shalat diakhiri dengan salam. Artinya, hanya dengan mengucapkan salam sekali saja itu sudah dianggap sah. Karena yang penting adalah mengucapkan salam.

Dari sahabat Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: Kunci shalat adalah wudhu, dan permulaan shalat adalah takbir, serta akhir shalat adalah mengucapkan salam. (Hadits riwayat Abu Dawud & At Tirmidz)

[Selesai] [DDHKNews]

Exit mobile version