Siaga Erupsi Gunung Merapi, Dompet Dhuafa Dirikan 4 Pos di Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali

DDHK.ORG — Gunung Merapi ditetapkan berstatus Siaga (level 3) sejak 5 November 2020. Sampai saat ini, gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu terus mengalami erupsi.

Sebagai respons atas status siaga erupsi Merapi, Disaster Management center (DMC) Dompet Dhuafa mendirikan pos di empat tempat. Yaitu, di Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali.

Di Boyolali, pos Dompet Dhuafa berlokasi di Klakah, Jrakah, Tlogolele. Di Klaten, berlokasi di Pemukti Baru, Tlogo, Prambanan. Di Sleman, pos Dompet Dhuafa bertempat di Dusun Puntuk, RT.01/RW.07 Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak. Sedangkan di Magelang, pos berlokasi di Kaliurang Selatan, Kaliurang, Srumbung.

Berdasarkan laporan DMC Dompet Dhuafa, Ahad (24/1/2021),  rekaman seismograf yang dilakukan PVMBG, pada 23 Januari 2021, mencatat Gunung Merapi mengalami 1 kali gempa awan panas guguran, 142 kali gempa guguran, dan 15 kali gempa hybrid.

Kondisi Terkini

Pada siang hari, mobilitas sebagian warga kembali ke rumah masing-masing untuk berkegiatan. Sebagian lagi ke ladang, mencari rumput untuk pakan ternak. Menjelang sore, warga yang berkegiatan kembali ke pos untuk bermalam.

Di pos Magelang, warga membutuhkan bantuan logistik, layanan kesehatan serta pendampingan lansia dan anak-anak, perlengkapan dan makanan balita, susu, P3K, serta peralatan mandi.

Di Sleman, pengungsi di Balai Desa Glagaharjo didominasi lansia dan anak-anak. Pada siang hari, pengungsi di Desa Glagaharjo kembali ke rumah untuk beraktivitas.

“Tim mendapat informasi terbaru bahwa pada tanggal 26 Januari 2021 pengungsi di Posko Glagaharjo mulai kembali ke rumah masing-masing. Termasuk ternak mereka,” tulis DMC dalam laporannya.

Di Klaten, penghuni tetap di pos pengungsian Balerante adalah lansia, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pada siang hari, sebagian warga kembali ke rumah masing-masing untuk berkegiatan. Sebagian lagi ke ladang untuk mencari rumput bagi ternak. Menjelang sore, warga yang berkegiatan kembali ke pos untuk bermalam.

“Di sini dibutuhkan layanan psiko-sosial anak dan lansia,” tulis DMC dalam laporannya.

Sedangkan di Boyolali, aktivitas Merapi terpantau cukup tinggi. Pengungsi masih bertahan di lokasi pengungsian sementara di Tlogo Lele. Mereka membutuhkan pasokan logistik, layanan kesehatan serta pendampingan anak dan lansia. [DDHK News]

Exit mobile version