KJRI Hong Kong telah menyatakan kesiapannya untuk mendampingi Erwiana dalam menuntut keadilan dan hak-haknya. Hal ini disampaikan oleh Konjen RI di Hong Kong, Chalief Akbar, saat menerima petisi BMI Hong Kong pada aksi demo ‘Peduli Erwiana’ di KJRI, Minggu (12/1).
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) menugaskan dua stafnya untuk menjenguk Erwiana di RS Amal Sehat Sragen untuk melihat kondisi korban dan menyerahkan bantuan berupa uang tunai kepada Ayah Erwiana, Minggu (12/1).
Rencananya, BNP2TKI akan menuntut majikan BMI yang bernama Law Wan Tung akibat ulahnya yang telah menyiksa Erwiana.
Direktur Pelayanan Pengaduan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Christofel De Haan di Jakarta, Rabu (15/1) berkata,” Sejujurnya, kami lebih berharap agar keluarga menempuh jalur damai dengan majikannya daripada menempuh jalur hukum yang memerlukan waktu yang lama. Upaya ini tentu selain lebih cepat juga akan membawa manfaat bagi keluarga berupa uang yang besarnya bisa disepakati melalui pengacara yang ditunjuk oleh KJRI Hongkong nantinya.”
Pernyataan De Haan tersebut sontak mendapat protes dari kalangan BMI Hong Kong. Beratus-ratus komentar yang terunggah di salah satu grup jejaring sosial Facebook di Hong Kong menyatakan bahwa kasus Erwiana harus diselesaikan secara hukum dan seadil-adilnya.
“Jika diselesaikan secara damai, maka martabat kita sebagai BMI terus ditindas,” kata Nia salah satu dari komentator dari pernyataan yang diunggah penulis. Penyelesaian secara hukum adalah untuk memberikan efek jera pada majikan agar tidak sewenang –wenang terhadap kung yan ujar komentator lainnya.
BMI berharap BNP2TKI benar-benar memberikan perlindungan secara nyata, membela hak-hak para BMI untuk mendapatkan keadilan dari kasus Erwiana, bukan sebaliknya memberikan saran untuk berdamai guna menyelesaikan kasus Erwiana. (Ida/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*
Foto: Doc situs BNP2TKI, Rabu, 15/1/2014.
