Ribuan Muslim Afrika Tengah Mengungsi

DDHK News, Afrika Tengah — Lebih dari 1.200 warga muslim mengungsi dari ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, dengan pengawalan pasukan penjaga perdamaian. Mereka adalah kelompok muslim terakhir di kota itu yang telah menjadi target milisi Kristen.

Republik Afrika Tengah dilanda konflik sipil sejak pemberontak Seleka – yang mayoritas muslim – menyingkirkan presiden pada Maret 2013.

Pengambilalihan kekuasaan ini memicu konflik yang semakin parah dan mendorong penduduk mayoritas Kristen melakukan tindakan main hakim sendiri dengan membentuk kelompok milisi bernama “anti-Balaka”.

Sejumlah warga muslim kemudian bergerak menuju wilayah yang relatif aman di dua kota yang terletak di sebelah utara.

Keberadaan gabungan tentara Prancis dan pasukan multinasional Uni Afrika (MISCA) yang secara keseluruhan mencakup 7.000 personel tidak mampu meredam konflik.

Setelah kaum muslim hijrah, para penjarah menyisir rumah, toko-toko, dan bahkan masjid.

“Kami tidak ingin ada muslim di sini, dan kami juga tidak ingin ada masjid mereka di sini,” kata salah satu penjarah Guy Richard kepada Associated Press.

Sebagian kecil warga Muslim masih menetap di Bangui, namun ribuan orang telah pergi dari wilayah yang mayoritas dihuni warga Kristen itu.

Sudah 4,6 juta orang meninggalkan rumah mereka akibat konflik.

Lembaga kemanusiaan Amnesty International menuduh penjaga perdamaian di negara itu Klik gagal mencegah pembersihan etnis.

“Saya pergi dengan berat hati, tetapi kami dikejar-kejar di sini,” kata warga wilayah PK-12, Tonga Djobo, kepada AP seperti dikutip BBC Indonesia.

Sejumlah lembaga amal memperingatkan pengusiran semacam ini bisa memperburuk krisis pangan mengingat banyak toko-toko dan grosir dijalankan oleh kaum muslim.

Sekitar seperempat dari populasi negara itu – 4,6 juta orang – meninggalkan rumah mereka akibat konflik. (bbc.co.uk)

Exit mobile version